bursa efek

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat pasar modal Indonesia Andrew Argado menilai bahwa kondisi politik di dalam negeri yang kurang kondusif membuat pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa hari terakhir bervariasi.

“Saat ini, investor cenderung masih khawatir terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menjalankan program-programnya nanti dapat terkendala, hal itu karena dukungan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang cenderung minim,” kata Andrew Argado yang juga Kepala Riset Recapital Securities di Jakarta, Selasa (7/10).

Ia mengatakan bahwa bervariasinya pergerakan indeks BEI juga dikarenakan sebagian investor masih menunggu realisasi program-program pemerintahan baru nanti.

“Kepastian realisasi program menjadi salah satu acuan bagi investor untuk menempatkan dananya di pasar modal,” ucapnya.

Sejauh ini, menurut Andrew Argado, program pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla cukup disukai investor pasar modal Indonesia, terutama mengenai infrastruktur yang akan menjadi fokus utamanya.

Andrew Argado mengharapkan agar investor tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Selama kebijakan yang dikeluarkan pemerintah baru nanti pro rakyat, tentu DPR akan menyetujuinya.

“Investor harus yakin bahwa presiden baru dapat menjalankan programnya dengan baik,” ucapnya.

Sementara itu, Analis Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai bahwa sentimen politik cenderung mulai sedikit mereda, hal itu terlihat dari jelang pemilihan pimpinan MPR yang sejauh ini berjalan kondusif dibandingkan pemilihan pimpinan DPR sebelumnya.

“Suhu politik yang tidak terlalu panas akan membuat psikologis memandang positif terhadap industri investasi di Indonesia,” katanya. AN-MB