Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Dr Nyoman Subanda berpendapat bahwa investasi sosial bisa menghemat biaya kampanye bagi calon anggota legislatif.

“Investasi sosial tidak harus dengan uang. Hal itu bisa ditunjukkan dengan berinteraksi dan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undiknas itu di Denpasar, Senin (18/11).

Namun menurut dia, banyak caleg yang tidak memperhatikan hal itu sehingga yang dominan berperan selama masa kampanye adalah uang.

“Uang memegang peranan penting. Bagaimana seseorang dapat membeli kendaraan politik, beli nomor urut, beli tim kampanye, dan terakhir saat pemilihan bisa membeli suara,” ujarnya.  Subanda menganggapnya hal itu sebagai bagian dari kapitalisme politik sehingga masyarakat cenderung bersikap pragmatis setiap kali ada hajatan politik.

“Padahal dengan politiklah kita dapat mengubah arah dan pembangunan bangsa menjadi lebih baik,” ujarnya menambahkan.

Menurut dia, dengan tingginya kapitalisme dalam dunia politik membuat partai politik hanya memperhatikan pengurusnya dan melupakan konstituennya sehingga pendidikan politik di masyarakat menjadi terabaikan.

“Membersihkan praktik politik uang dapat dimulai dari parpol melalui sistem kaderisasi yang baik. Proses kaderisasi yang baik tidak dapat dibeli dengan uang,” ujarnya.

Melalui kaderisasi itu, lanjut dia, akan lahir calon pemimpin yang memiliki visi dan berjiwa kepemimpinan ideal. Selain itu peran partai politik dalam memberikan contoh dan pelajaran politik kepada masyarakat sangat penting dengan melibatkan unsur masyarakat dalam menyeleksi calon pemimpin.

“Jangan hanya karena uang lalu masyarakat sembarangan menggunakan hak pilihnya. Silakan menerima sumbangan, namun tetap ikut menyeleksi siapa saja yang berhak menjadi pemimpin,” kata Subanda. AN-MB