ilustrasi anak jenius

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Suryadi, mengusulkan agar pemerintah membuat lembaga khusus pencari anak-anak jenius atau berbakat di Indonesia terkait rencana penghapusan kelas akselerasi pada tahun 2015.

“saya kira pemeritah harus membuat lembaga khusus untuk mencari anak yang super jenius agar mereka terlayani kebutuhan pendidikannya,” kata Suryadi, di Jakarta, Senin (13/10).

Menurut dia, pembentukan lembaga khusus ini penting dilakukan mengingat jumlah anak jenius atau berbakat di Indonesia saat ini mencapai 3.000 orang.

“Ini jumlah yang lumayan banyak. Harus diingat bahwa hak-hak mereka untuk mendapatkan pendidikan harus tetap dilaksanakan meskipun kelas akselerasi ini akan dihapuskan,” katanya.

Ia menilai, ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan kelas akselerasi salah satunya adalah segi implementasinya yang tidak diharapkan sesuai rencana pembuatan kelas akselerasi yakni siswa hanya diajari cepat tanpa ada pendalaman materi.

“Kelas akselerasi itu ada pendalaman. Yang ada saat ini adalah dipercepat tapi tidak diperdalam. Jadi materi yang didapatkan dangkal dan siswa tidak bisa mengembangkan inovasi dari pembelajaran yang mereka dapatkan,” katanya.

Oleh karena itu, dirinya menyayangkan langkah Kementerian Pendidikan yang menghapus kelas akselerasi untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 2015.

“Penghapusan kelas akselerasi ini menurut saya bukan mematikan potensi anak jenius, tapi kebutuhan pendidikan anak jenius di negeri ini akan menjadi tidak terlayani. Oleh karenanya, saya sangat menyayangkan keputusan tersebut,” kata Suryadi, di Jakarta, Senin. AN-MB