garuda indonesia 3

Beijing,  (Metrobali.com)-

Penerbangan Garuda Indonesia yang melayani jalur Beijing-Denpasar, Kamis pagi mengalami penundaan tiga jam sebagai dampak penutupan sementara Bandara Internasional Ngurah Rai Bali pada Rabu (22/7), karena erupsi Gunung Raung.

“Penundaan terjadi karena penerbangan dari Bali ke Beijing juga mengalami penundaan, otomatis penerbangan sebaliknya, mengalami hal serupa,” kata Manajer Umum Garuda Indonesia Beijing Hans Haliono kepada Antara di Beijing, Kamis (23/7).

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya senantiasa berupaya agar penerbangan tidak megalami penundaan terlalu lama. “Kami upayakan `quick handling’ agar tidak terlalu lama penundaannya,” kata Hans.

Ia menuturkan penundaan terjadi karena faktor yang diakibatkan penutupan sementara Bandara Ngurah Rai Bali, karena erupsi Gunung Raung, demi keselamatan penerbangan.

“Sejak 13 Juli lalu penerbangan kami tidak lagi mengalami penundaan, kecuali saat terjadi taifun, pada 17 Juli kemarin, saat Beijing dilanda hujan deras dan angin kencang,” ungkap Hans.

Ia menambahkan, pihaknya selalu memperbarui setiap informasi terkait situasi di Bandara Ngurah Rai Bali kepada para agen perjalanan dan para calon penumpang. “Mereka sangat paham dengan situasi yang sedang terjadi,” kata Hans.

Garuda Indonesia melayani penerbangan reguler dari Beijing-Jakarta (empat kali sepekan), Shanghai-Jakarta (tujuh kali sepekan), Guangzhou-Jakarta (tujuh kali sepekan) dan Beijing-Bali (tiga kali sepekan).

Performa kami selama enam bulan pertama 2015 cukup bagus, dengan tingkat isian yang cukup tinggi, katanya.

Penerbangan tak Berjadwal Penerbangan tak berjadwal (charter) Garuda Indonesia Tiongkok-Denpasar tetap operasional meski terjadi penutupan beberapa kali Bandara Internasional Ngurah Rai, karena erupsi Gunung Raung, kata Wakil Presiden PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wilayah Tiongkok I Wayan Subagia, Rabu (22/7).

Kepada Antara di Beijing, ia mengatakan meski sempat beberapa jadwal penerbangan terganggu karena penutupan bandara, namun penerbangan tetap dilakukan sesuai dinamika di Ngurah Rai.

“Penerbangan kami sempat tertunda delapan hingga sepuluh jam. Tapi calon penumpang paham, bahwa ini karena bencana alam, dan utamanya menyangkut keselamatan. Jadi, kalau menyangkut keselamatan kami tidak ada kompromi, dan calon penumpang paham, meski sangat kecewa,” ungkap Wayan Subagia.

Maskapai Garuda Indonesia menambah frekuensi penerbangan dari Tiongkok ke Indonesia selama libur musim panas Juli-Agustus 2015 melalui penerbangan tak terjadwal.

Wayan Subagia mengatakan layanan penerbangan tak terjadwal tersebut dibuka dari sembilan kota di Tiongkok menuju Bali.

Jalur penerbangan tak terjadwal Garuda Indonesia selama libur musim panas adalah Zhengzou-Bali, Xian-Bali, Nanjing-Bali, Nan Chang-Bali, Tai-Yuan-Bali, Shenyang-Bali, Jinan-Bali, Kunming-Bali, Chongqing-Bali.

“Garuda Indonesia selalu mempromosikan destinasi lain di Indonesia, seperti Lombok, Makassar dan Manado, namun pihak pen-charter masih memilih Bali sebagai daerah tujuan, karena pasar memang masih menghendaki begitu,” kata Subagia.

Penerbangan tak terjadwal dimulai Rabu (1/7) dari Jinan Provinsi Shandong menuju Bali dan penerbangan terakhir dari Denpasar ke Nanchang, Tiongkok pada 17 Agustus 2015.

Subagia menuturkan seluruh penerbangan tersebut dilayani mempergunakan pesawat jenis Airbus kelas ekonomi berkapasitas 355 tempat duduk.

“Diperkirakan ada sekitar 51.840 orang yang akan memanfaatkan layanan penerbangan tak terjadwal dari sembilan kota tersebut, dengan tingkat isian 100 persen,” katanya. AN-MB