Singaraja (Metrobali.com)-

Kondisi hutan di Buleleng kian kritis, seperti, hutan lindung disekitar kawasan Desa Galungan kerap menjadi sasaran para pencuri kayu di Buleleng. Maklum selain dirasakan mudah untuk
mengangkut kayu tersebut keluar Buleleng, kayu-kayu yang berada di kawasan ini diameternya mencapai diatas 50 Cm dan telah berumur ratusan tahun.
Menurut penuturan warga setempat yang yang enggan namanya, pencurian kayu di hutan desa tersebutut dilakukan oleh beberapa orang desa setempat yang bekerja sama dengan orang-orang di luar desa. “Penebang sangat lihai, mereka seakan-akan tahu kalau ada petugas yang sedang berpatroli. Sehingga mereka sering lolos,” ujarnya.
Bahkan ia meyakini jika hal ini terus dibiarkan maka Desa galungan dan desa yang berada disekitar kawasan tersebut akan rawan bencana. “Kami berharap instansi terkait agar segera melakukan tindakan jangan sampai hal ini menimbulkan korban dikemudian hari,”ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas kehutanan dan Perkebunan kabupaten Buleleng, Ir  I Komang Gde Yasa Senin (23/1) kemarin mengaku akan segera menindaklanjuti informasi tersebut. “Sebenarnya pihak kejutanan sudah lama memberikan imformasi kepaada masyarakat, jika menemukan penebangan liar segara melapor, namun kenyataaan nya mereka tidak ada
laporan, sekarang karena saya sudah tahu, akan saya tindak lanjuti,” tegasnya.
Kebih lanjut ia mengatakan, di Buleleng tidak ada hutan yang gundul. Kecuali di kawasan Pulaki.  “Tidak ada hutan gundul di Buleleng kecuali di daerah kawasan Pulaki, itupun karena kondisi  tanahnya yang kering dan susah untuk ditanami,’lanjutnya. EMHA-MB