Denpasar (Metrobali.com)-
Menutup rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun Pemuda Bali Bersatu ke X, dilaksanakan acara sembahyang bersama di pura Jagatnatha, Denpasar.  Hadir dalam acara tersebut seluruh jajaran penasihat, pengurus, korlap, anggota, dan undangan lainya.

Dihadapan 3000 anggota pemuda bali bersatu, Ketua Umum Pemuda Bali Bersatu,  Komang Gede Juliantara, alias Mangde mengatakan, ‘’Disamping kepentingan segenap anggota, kita  kedepannya organisasi yang dipimpinnya lebih mengedepankan kegiatan sosial dan kepedulian terhadap masyarakat, melalui kegiatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Suatu bentuk peran serta PBB dalam mewujudkan bali yang damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita)”.

Sementara itu, A A Winaya, sekretaris yang sekaligus ketua panitia, dalam laporanya memaparkan,  seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan implementasi dari tri hita karana. Sehingga, kegiatan lebih di fokuskan kepada hal-hal yang bersifat keseimbangan dan keselarasan terhadap sesama, terhadap lingkungan atau alam dan kepada ida sang hyang widhi wasa.

Puncak peringatan HUT dilanjutkan dengan acara sembahyang bersama (puja tri sandya dan panca sembah) yang dipimpin Jero Pemangku Pura Jagatnatha denpasar. dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan ramah tamah.

Setelah acara ramah tamah ditutup dengan Renungan Bersama. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Harian Pemuda Bali Bersatu, Made Muliawan Arya SE,  alias De Gadjah, mengingatkan, melalui acara hari ulang tahun ini merupakan momentum untuk menumbuhkan kebersamaan dan meningkatkan kepedulian seluruh pengurus dan segenap anggota Pemuda Bali Bersatu terhadap sesama. Sekaligus mengharapkan makin bertambah usia organisasi makin tinggi pula kewajiban dan kepekaan terhadap masyarakat. Anggota pemuda bali bersatu mesti ikut aktif berperan bersama dengan komponen masyarakat dalam pembangunan di pulau dewata ini.

Sementara itu, Ngurah Putra, selaku Penasehat Pemuda Bali Bersatu, mengajak kepada segenap pemuda di Bali agar bersatu, dan bekerja keras. Kuatkan Sumber Daya Manusia (SDM)dan tinggalkan budaya Aluh Motah (AM). “Mengingat kata kunci dari organisasi ini adalah bersatu. Mestinya semua pemuda di Bali ini bersatu dengan meninggalkan atribut kedaerahan dan yang lainnya, karena lawan pemuda kedepan adalah pengangguran, kemiskinan dan kebodohan”, katanya menutup rangkaian acara. NK-MB