Rapat dengan Kementerian ESDM

Denpasar (Metrobali.com)-

Menindaklanjuti rencana menjadikan Bali sebagai pilot project pengembangan center of excellence bio energi bersih dan terbarukan, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta kembali menggelar rapat dengan melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral , Satgas Percepatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan (P2EBT) , Pertamina , PLN serta sejumlah SKPD di lingkungan Pemprov Bali, Kamis (18/6) di Ruang Wiswa Sabha Pratama Kantor Gubernur Bali.

Dalam rapat itu terungkap, pengembangan energi terbarukan akan memanfaatkan berbagai energi terbarukan yang bersumber dari alam seperti gas, sinar matahari, air, angin dan panas. Bahkan pemanfaatan sampah sebagai penghasil energi listrik juga akan dioptimalkan untuk menurunkan tingkat polusi. Sudikerta berharap pembangkit listrik yang memanfaatkan bahan bakar disel dapat dikonversi ke bahan bakar gas agar ramah lingkungan. Selain itu, konversi juga diharapkan berlaku pada kendaraan yang selama ini memanfaatkan bahan bakar minyak dapat dialihkan menjadi gas. Kata dia, ini sangat penting untuk meminimalisir terjadinya polusi. Guna mendukung rencana tersebut, sangat dibutuhkan pembangunan infrastruktur sebagai penunjang langkah konversi, mengingat Bali tak memiliki sumber gas. Untuk itu, Sudikerta meminta pihak terkait menyiapkan infrastruktur sehingga tidak menjadi masalah di kemudian hari. Selanjutnya, Bali akan membentuk Satgas percepatan pengembangan energi bersih terbarukan yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. Selain itu, pihaknya juga akan menyusun konsep Memorandum Of Understanding (MOU) antara Kementerian ESDM dan Pemerintah Provinsi Bali untuk menentukan serta mengatur langkah kedepannya.

Sementara itu, Rezal Kusumaatmadja perwakilan dari Kementerian ESDM yang sekaligus Satgas Percepatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan (P2EBT) menyampaikan, Bali harus segera mandiri dalam pemenuhan energi. Energi yang dimaksud adalah energi yang ramah lingkungan dan terbarukan. Menurutnya, kesamaan visi antara kementerian ESDM dan Provinsi Bali untuk menciptakan lingkungan yang bersih merupakan langkah awal untuk memulai energi terbarukan. Hal inilah yang menyebabkan dipilihnya Bali menjadi pilot project pengembangan energi bersih dan terbarukan. Rezal menambahkan, dalam mewujudkan Bali menjadi Center Of Excellence Bio Energi Bersih dan Terbarukan harus dibuatkan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Selain kemandirian energi, pusat pengembangan ini juga diharapkan menjadi destinasi baru dalam dunia pariwisata. “Kedepannya, pusat pengembangan energi itu nantinya akan menjadi pusat studi dan penelitian bagi ilmuwan dari seluruh dunia,” tambahnya. AD-MB