Denpasar (Metrobali.com)-

Pemprov Bali diminta melakukan kajian teknis untuk menyelematkan kawasan Tanjung Benoa yang kini posisinya dinilai lebih rendah dari permukaan laut. Selain rehabilitasi Pulau Pudut, reklamasi juga bisa menjadi alternatif asalkan memenuhi persyaratan dari berbagai aspek.
Harapan itu disampaikan sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa saat bertemu Gubernur yang diwakili Wagub Ketut Sudikerta, Jumat ( 11/10 ).

 Sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa yang datang diantaranya Bendesa Pakraman Tanjung Benoa Nyoman Wana Putra, Kertha Desa Wayan Ranten, Ketua LPM Wayan  Darma. Selain itu hadir pula DR.Ketut Sukada dan Nyoman Parek Sumerta selaku tokoh masyarakat.

Wayan Ranten selaku pemuka masyarakat memaparkan kondisi umum Tanjung Benoa yang belakangan ramai dibicarakan karena terkait dengan wacana reklamasi. “Hampir tiap hari wilayah kami naik di media,” ujarnya.

Terlepas dari wacana reklamasi yang mengundang pro dan kontra, Ranten ingin membuka wawasan semua pihak tentang kondisi riil kawasan Tanjung Benoa.

Menurut dia, tanah kelahirannya itu kini terancam tenggelam karena erosi air laut. Menurut kacamatanya sebagai orang awam, hal itu dipicu oleh kegiatan pendalaman alur pelabuhan oleh PT Pelindo dan juga reklamasi Pulau Serangan. “Pihak Pelindo beberapa kali melakukan
pendalaman alur dan reklamasi terbatas untuk peningkatan kapasitas pelabuhan. Serangan juga posisinya lebih tinggi dari wilayah kami,” urainya.

Kondisi ini mengakibatkan kawasan Tanjung Benoa rentan erosi, bahkan bisa tenggelam jika dibiarkan. Salah satu bukti, kata Ranten, Pulau Pudut yang dulunya cukup luas, belakangan makin mengecil. Terkait dengan kondisi ini, Ranten dan pemuka masyarakat lainnya minta Pemprov Bali melakukan kajian lebih mendalam untuk menyelamatkan Tanjung Benoa. “Kalau yang lain bisa reklamasi, kenapa kami mau hanya jadi ‘korban’,” tandasnya.

Dia juga minta agar pihak-pihak yang tidak tahu betul tentang Tanjung Benoa, jangan asal bicara di media dan memperkeruh suasana. Hal itu dikhawatirkan akan menggangu  ketentraman masyarakat setempat.

Hal senada juga disampaikan Jero Bendesa Wana Putra. Sependapat dengan Ranten, dia mengharapkan Pemprov Bali melakukan kajian untuk penyelamatan Tanjung Benoa. “Apapun solusinya nanti, kami harapkan yang terbaik serta berdampak positif bagi Tanjung Benoa dan masyarakat setempat,” tambahnya.

Wagub Sudikerta memahami aspirasi yang disampaikan tokoh masyarakat Tanjung Benoa. Menurutnya, semua masyarakat tentunya ingin sejajar dan punya hak yang sama dengan yang lain. “Tentunya tak ada yang mau berada dalam posisi menjadi ‘korban’,” ujarnya.

Terkait wacana reklamasi, dia minta semua pihak melihat jauh ke depan dan menyikapinya dengan jernih. “Jangan selalu tendensius hanya karena kepentingan tertentu,” ujarnya. Sesuai dengan harapan masyarakat setempat, pihaknya akan melaporkan ke Gubernur untuk selanjutnya dilakukan kajian lebih konkrit. “Jauhkan dulu politik, kita lakukan kajian yang benar-benar konkrit dari berbagai aspek,” tandasnya.

Dia berharap akan ada solusi terbaik untuk penyelamatan kawasan Tanjung Benoa.