Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja

Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang di gelar setiap minggunya di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar Minggu, (20/03).

Denpasar (Metrobali.com)-

Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) merupakan salah satu program terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian dipedesaan dan telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Dalam pelaksanaanya, unit penerima program Simantri memperoleh bantuan 20 ekor sapi betina dan 1 ekor sapi pejantan untuk dikembang biakan. Namun seiring perkembanganya program ini masih menemui sejumlah kendala, salah satunya adalah kekurangan air terutama bagi daerah-daerah yang kritis seperti Nusa Penida, Karangasem, Buleleng serta lainnya.

Untuk itu  Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali pada tahun 2016 ini berencana meberikan bantuan pembuatan tempat penampungan air (cubang) bagi para gapoktan simantri didaerah krisis air. Sehingga para petani dapat memanfaatkan cubang tersebut untuk menampung air saat hujan turun. Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunarta saat berorasi di ajang Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang di gelar setiap minggunya di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar Minggu, (20/03).

Sunarta menyampaikan keprihatinannya terhadap masih banyak masyarakat yang memiliki stigma negatif terhadap mata pencaharian sebagai seorang petani terlebih dikalangan para generasi muda saat ini. Ia berharap program Simantri di masyarakat diharapkan dapat menanggalkan sitgma tersebut, karena secara umum program tersebut bertujuan untuk mendukung perkembangan diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan agribisnis. “Kami ingin menghilangkan stigma negatif para generasi muda tentang petani yang hanya berkutit dengan cangkul dan sabit, menjadi stigma positif yang mengedepankan pengetahuan agribisnis,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah telah mengucurkan  berbagai macam bantuan fasilitas untuk menunjang pertanian seperti pada tahun 2014 telah dikucurkan 350 traktor bagi para petani yang ada di Bali, berlanjut pada tahun 2015 sebanyak 100 traktor serta pada tahun 2016 dianggarkan pemberian bantuan 300 traktor bagi para petani yang tersebar di Kab/Kota di Bali.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, tersebut diharapkan dapat secara bertahap meningkatkan hasil produksi para petani yang ada di Bali, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para petani serta melalui hal itu juga diharapkan dapat mengurangi kemiskinan yang ada di Bali. Selain itu, ia juga menghimbau kepada para petani agar mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan Bali pulau  organik dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan beralih ke pupuk organik.

Hadir pula dalam podium tersebut, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Provinsi Bali Ketut Lihadnyana dalam orasinya menyampaikan tentang kucuran dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemerintah Provinsi Bali melalui salah satu program unggulannya yaitu Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara (Gerbangsadu/ GSM) masing masing  sebesar 1 Milyar 20 Juta  bagi 15 Desa penerima gerbangsadu  tahun 2016 di Provinsi Bali.

Menurutnya, bantuan keuangan yang diberikan ini bertuuan untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi antara pedesaan dan perkotaan. Diharapkan dengan adanya bantuan keuangan ini, desa tersebut dapat mengembangkan perekonomian masyarakatnya sehingga dapat terjadi pengurangan kemiskinan.

Untuk itu, ia berharap adanya kontribusi aktif seluruh lapisan agar ikut mengawasi jalannya bantuan tersebut, sehingga dapat terhindar dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mengingat dana yang dikucurkan kedesa ini jumlahnya tidak sedikit. Selain itu, ia juga meminta kepada para Kepala Desa agar menerapkan sistem trasnparansi bagi masyarakat, sehingga terdapat keterbukaan informasi mengenai penggunaan dana bantuan tersebut.

Ajang PB3AS kali ini juga diisi oleh  orasi dari Kepala Departemen Sumber Daya Manusia dan Umum BPJS Kesehatan Devisi Regional XI Bali-Nusra, yang mengungkapkan bahwa mulai 1 April 2016 akan ada penyesuaian tarif kelas perawatan bagi peserta BPJS Mandiri, dimana tarif masing-masing adalah Kelas I dari tarif semula Rp.59.000 menjadi Rp.80.000, kelas II dari 42.500 menjadi 51.000 dan tarif kelas III dari 25.500 menjadi 30.000.

Menurutnya kanaikan tarif ini tidak terlalu besar, karena diperuntukan bagi masyarakat yang mampu sedangkan untuk masyarakat yang tidak mampu telah ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).  Oleh karenanya, untuk kelancaran jalannya BPJS tersebut dan menghindari terjadinya persoalan saat pelayanan di Rumah Sakit, maka masyarakat diharapkan membayar iuran tepat waktu serta mengikuti alur yang telah ditentukan.

Selanjutnya orasi lain juga muncul dari, warga Denpasar yaitu Putu Rio Rahdiana yang mengungkapkan bahwa kurangnya kesadaran para pedagang Pasar Badung dalam menjaga kebersihan. Menurutnya semenjak terjadi peristiwa kebakaran di pasar tersebut beberapa waktu lalu, kondisi kebersihan pasar semakin tidak kondusif dan menimbulkan kesan jorok. Oleh karenanya, Ia meminta kepada pihak yang berwajib untuk menindak lanjuti hal tersebut, terlebih pasar badung merupakan salah satu pasar tersebar di Bali dan merupakan pusat pariwisata pasar tradisional di Bali.

Selanjutnya, orasi berbeda datang dari Wenten Ariawan yang menyoroti penegakan hukum pemerintah yang lemah. Menurutnya, dewasa ini banyak terjadi kejahatan-kejahatan baik  pada dunia maya (cyber crime), kejahatan korupsi maupun kejahatan lainnya. Untuk itu, ia meminta kepada penegak hukum untuk menegakkan hukum yang seadi-adilnya pada pelaku kejahatan sehingga efek jera dapat dirasakan masyarakat lainnya. AD-MB