Prof Windia

Denpasar (Metrobali.com)-

Guru Besar Universitas Udayana Prof. Dr. Wayan Windia mengingatkan, Pemerintah Provinsi Bali perlu melakukan pengkajian terhadap proses pembangunan, khususnya menyangkut keberhasilan mengentaskan kemiskinan di Pulau Dewata.

“Hal itu penting untuk merumuskan bagaimana mengukur keberhasilan menuntaskan kemiskinan, mengingat Pemprov setempat telah berkomitmen untuk menuntaskan penanganan masalah kemiskinan,” kata Prof. Windia di Denpasar, Senin (20/4).

Ia mengatakan, Pemprov Bali bertekad mengentaskan kemiskinan melalui terobosan dan berbagai program di antaranya melalui program bedah rumah, sistem pertanian terintegrasi (Simantri) dan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbang Sadu) Mandara.

Sepanjang sejarah pembangunan di Indonesia, khususnya Bali masalah kemiskinan terus menjadi wacana publik. Masalah kemiskinan menjadi komitmen nasional, dan tercantum dalam UUD 1945. Bahwa fakir miskin dan orang-orang terlantar menjadi tanggung jawab negara.

Dengan demikian masalah kemiskinan selalu bisa berkembang menjadi perdebatan politik. Oleh sebab itu pada setiap era pemerintahan, proses pembangunan yang dilaksanakan selalu mengandung substansi untuk pengentasan kemiskinan, ujar Prof Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Unud.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar dalam kesempatan terpisah menjelaskan, masyarakat miskin di Bali hingga September 2014 mencapai 195.950 orang atau 4,76 persen dari jumlah penduduk, meningkat 10.750 orang atau 0,23 persen dibandingkan pada Maret 2014 tercatat 185.200 orang (4,53 persen.

Meskipun orang miskin di Bali jumlahnya meningkat, namun tetap menempati urutan kedua tingkat nasional orang miskin terkecil di Indonesia, setelah DKI Jakarta.

Penduduk miskin di Bali persentasenya 4,76 persen dari jumlah penduduk, sementara DKI Jakarta sedikit lebih kecil. Penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan itu selama periode Maret 2014 hingga September 2014 terjadi penambahan baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

Windia menilai, kemiskinan pada dasarnya merupakan persoalan klasik yang telah ada sejak umat manusia ada. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks dan tampaknya akan terus menjadi persoalan aktual dari masa ke masa.

Hingga saat ini belum ditemukan suatu rumusan ataupun formula penanganan kemiskinan yang dianggap paling berdayaguna, signifikan, dan relevan. Namun pengkajian konsep kemiskinan, mengukur keberhasilan pengentasan kemiskinan, dan strategi penanganan kemiskinan harus terus menerus diupayakan.

Upaya tersebut sangat penting, sehingga kemiskinan tidak lagi menjadi masalah dalam kehidupan manusia, harap Prof Windia. AN-MB