Denpasar (Metrobali.com)-

Program revitalisasi pasar tradisional dilakukan Pemerintah Kota Denpasar sejak beberapa tahun yang lalu telah mampu mempertahankan eksistensi pasar tradisional di tengah maraknya kehadiran  pasar modrn saat ini. Program revitalisasi ini terus berkelanjutan, tidak hanya  menata fisik pasar semata, namun mampu melakukan pemberdayaan kepada pengelola pasar yang bermuara pada kepentingan ekonomi kerakyatan. Demikian disampaikan Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra saat menerima 15 pengelola pasar tradisional di Kota Denpasar, Kamis (9/1) di  Denpasar. Dalam pertemuan tersebut juga diserahkan  bantuan berupa gerobak pedagang, wastafel, alat penghalau lalat, secara simbolis kepada pengelola pasar.

“Program revitalisasi pasar telah menjadi kesepakatan dan pemahaman  bersama antara pemerintah dan pengelola pasar untuk kepentingan ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan fasilitas pasar yang bersih dibarengi dengan barang dagangan yang fresh,” ujar Rai Mantra. Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan program revitalisasi ini dilakukan secara berkelanjutan baik melalui bantuan pusat yakni Kementerian Perdagangan RI, maupun melalui bantuan pemerintah daerah itu sendiri.

Hal ini juga menjadi perkembangan yang sangat baik bagi eksistensi pasar tradisional yang telah mampu meningkatkan volume penjualan dipasar yang telah melakukan revitalisasi. Masalah kebersihan menjadi hal penting bagi pasar yang telah direvitalisasi maupun yang belum direvitalisasi  dalam meningkatkan eksistensi pasar tradisional sehingga pengelola pasar diharapkan dapat melakukan pemilihan sampah organik dan an organik secara bersama-sama para pengelola pasar, pedagang, dan masyarakat itu sendiri.

Dia mencontohkan pengelola Pasar Nyanggelan Panjer telah memilah sampah anorganik, dan organik. Sehingga hal ini dapat diikuti pasar lainnya dalam mewujudkan kebersihan didalam pasar. Apalagi saat ini masalah kebersihan pasar menjadi salah satu penilaian dalam meraih penghargaan Adipura. Pada pelaksanaan Hut Kota Denpasar Ke-226 tahun pada 27 Februari mendatang Rai Mantra juga mengharapkan kepada seluruh pengelola pasar melakukan gerakan tertib sampah yang melibatkan pedagang dan masyarakat pengunjung pasar.

Dijelaskan program revitalisasi pasar tradisional di Kota Denpasar diawali di Pasar Renon, dan dilanjutkan dipasar Sindhu, Sanur yang murni menggunakan dana swadaya masyarakat, kemudian di pasar Agung Peninjoan yang menggunakan dana APBN dan APBD, serta meluas melakukan program revitalisasi pasar Intaran, Sanur dan saat ini di pasar Nyanggelan Panjer. Misi perbaikan pasar tradisional ini telah menyatu baik pemerintah maupun pengelola pasar yang mampu meningkatkan pendapatan pengelola pasar. Seperti Pasar Agung Peninjoan yang telah direvitalisasi menjadi urutan kedua tingkat Nasional setelah Kota Solo sebagai tata kelola pasar tradisional dengan pendapatan mencapai 14 Millyar per bulan. “Melalui Festival Pasar tradisional yang digelar secara rutin bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan di pasar tradisional, baik melakukan perbaikan fisik, hingga pemberdayaan kepada pengelola pasar,” ujar Rai Mantra.

Sementara Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PemDes) Kota Denpasar Made Mertajaya mengatakan Festival Pasar Tradisional merupakan program Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota I GN Jaya Negara untuk mewujudkan pasar tradisional Sapta Pesona yakni keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan. PUR-MB