Sasar Siswa Sekolah Di Hari Pertama

 

Pelaksanaan Vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) hari pertama di TK Ciptadharma yang diikuti 130 siswa sekolah setempat, Kamis (1/3).

 

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Penyakit Japanese Encephalitis (JE) dilaporkan telah terjadi di Bali beberapa tahun belakangan ini. Dalam rangka mengantisipasi merabak kembalinya virus tersebut dan memberikan jaminan kesehatan masyarakat, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar menggelar vaksinasi JE yang telah dilaksanakan mulai Kamis (1/3). Pada hari pertama pelaksanaan vaksinasi JE ini turut menyasar 16 sekolah yang terdiri dari tujuh SMP, empat SD dan empat TK. Adapun sekolah tersebut yakni SMPN 4 Denpasar, SMPN 12 Denpasar, SMP CHIS, SMP Tunas Harapan, SMP PGRI 1 Denpasar, SMP PGRI 3 Denpasar, SMP PGRI 8 Denpasar, SDN 2 Penatih, SD Muhamadyah, SD Al Azhar, SDN 12 Sanur, TK Negeri, TK Cipta Darma, TK Kumara Giri, TK Gitayam Kumara, dan TK Grand Bali Beach.

Kadiskes Kota Denpasar, dr. Ni Luh Putu Sri Armini saat dijumpai disela pelaksanakan vaksinasi JE menjelaskan bahwa Japanese Encephalitis merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan oleh nyamuk, babi, dan atau burung rawa. Manusia sendiri bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Nyamuk golongan Culex ini banyak terdapat di persawahan dan area irigasi dan biasa beraktivitas di malam hari. “Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, dan juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia,” paparnya.

Di Indonesia, kasus penyakit ini pertama kali terkuak secara umum pada tahun 1960. Japanese Encephalitis banyak dilaporkan  terjadi di daerah Bali. Perjalanan penyakit JE dibedakan menjadi tiga stadium. Pertama, stadium prodromal yang berlangsung  selama 2 – 4 hari. Ditandai dengan panas yang mendadak, sakit kepala berat yang terkadang disertai keluhan mual dan muntah. Selanjutnya stadium akut selama 4 – 7 hari. Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Akan terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher. Pada kasus yang lebih kronis kemungkinan dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar). Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik.

Sri Armini menambahkan, Diskes Kota Denpasar dalam pelaksanaan vaksinasi ini menargetkan 185.726 orang berusia 9 bulan hingga 15 tahun yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dapat terpenuhi.  Adapun kegiatan ini dilaksanakan menyasar 521 sekolah yang terdiri dari PAUD, TK, SD, dan SMP di seluruh wilayah Kota Denpasar, 471 Posyandu, Banjar-banjar, Puskesmas dan Rumah Sakit ini dilaksanakan mulai hari ini (kemarin) hingga 30 April mendatang. “Vaksinasi ini akan berlanjut hingga 30 April mendatang, hari ini baru 15 sekolah,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut Sri Armini juga turut menginformasikan kepada para steakholder hingga tingkat Desa maupun Dusun  untuk memberikan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan vaksinasi JE ini. Selain itu, pihaknya juga turut menghimbau masyarakat untuk berperan aktif untuk ikut serta dalam vaksinasi JE agar tidak terkena virus JE. “Diharapkan masyarakat pro aktif dalam mengikuti vaksinasi guna meminimalisir adanya kasus JE di Bali, khusus Kota Denpasar,” pungkasnya.  PR-MB