Keterangan foto: Yayasan Dvipan Tara Samskrtan menggelar Siksakaprasikma Vargan (Pelatihan berbahasa Sanskerta). yang ditandai dengan pemukulan gong di Lembaga Penjamin Mutu  Pendidikan  (LPMP) Provinsi Bali Selasa (18/6)/MB

Denpasar, (Metrobali.com)  –

Sebagai bahasa ilmu pengetahuan untuk mempelajari weda secara mendalam, Bahasa Sanskerta  sangat penting untuk dipelajari. Maka dari itu Yayasan Dvipan Tara Samskrtan menggelar Siksakaprasikma Vargan (Pelatihan berbahasa Sanskerta).  Kegiatan yang menyasar calon pengajar bahasa Sanskerta serta pemula ini dibuka secara resmi Kadis Kebudayaan Kota Denpasar IGN Bagus Mataram yang ditandai dengan pemukulan gong di Lembaga Penjamin Mutu  Pendidikan  (LPMP) Provinsi Bali Selasa (18/6).

Dalam kesempatan tersebut Ngurah Mataram mengatakan, kegiatan ini sangat bagus dan penting dilaksanakan mengingat bahasa Sanskerta juga sebagai salah satu objek untuk memajukan kebudayaan. Dalam mengembangkan kebudayaan, Pemerintah Kota Denpasar juga telah menggunakan bahasa Bali dan pakaian adat setiap  di Hari Purnama, Tilem, dan setiap hari Rabu dan Kamis.

Khusus di Kota Denpasar, Bahasa Sanskerta sangat diperlukan. Hal ini mengingat banyaknya situs dan ritus cagar budaya Kota Denpasar yang menggunakan bahasa Sansekerta, salah satunya adalah Prasasti Blanjong Sanur.  “Dalam Prasasti Blanjong bahasa yang digunakan di dalam menggunakan bahasa Sanskerta. Prasasti ini telah ada pada tahun 835 masehi   pada  jaman kerajaan Sri Kesari Warmadewa yaitu kerajaan pertama yang ada di Bali, maka dari itu kami memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini,’’ ungkapnya.

Bahasa Sanskerta  sangat penting namun banyak masyarakat yang beranggapan bahasa Sanskerta sebagai bahasa dewa. Bahkan banyak yang tidak mengetahui bahwa bahasa Bali itu berasal dari bahasa Sanskerta. Maka untuk memperkenalkan bahasa Sanskerta kepada masyarakat ia berharap tahun selanjutnya digelar lomba bahasa Sanskerta. Melalui kegiatan tersebut tentu diharapkan dapat mencetak calon pengajar Bahasa Sanskerta. Sehingga kedepanya keberadaan Bahasa Sansekerta tetap ajeg dan lestari sebagai kebudayaan masyarakat Bali.

“Tentunya kami di Pemkot Denpasar secara berkelanjutan terus mendukung kemajuan dan kelestarian Bahasa Sanskerta sebagai kebudayaan Bali yang menjadi sumber kitab suci Weda dan tersurat dalam sejarah peradaban Hindu Bali,” terangnya.

Ketua Yayasan Dvipantara Samkrtam Ida Pandita Rsi Agni Premadasa (Welaka Dr. I Wayan Gede Suacana) mengatakan kegiatan ini sengaja diberikan kepada calon tenaga pengajar bahasa Sanskerta di pasraman. Sehingga kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, namun kegiatan hari ini baru yang kedua kalinya dan diikuti oleh 50 peserta.

Menurutnya sejak pasraman ini berdiri sejak tahun 2017 telah memiliki tenaga pengajar bahasa Sanskerta sebanyak 11 orang dan memiliki siswa 550 orang yang bisa bercakap-cakap menggunakan bahasa Sanskerta. ‘’Dengan bisa bercakap menggunakan bahasa Sanskerta ia berharap siswa ini bisa tertarik dalam mempelajari weda bahkan seluruh masyarakat nusantara menggunakan bahasa Sanskerta,’’ tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan 70 hingga 80 persen Bahasa Bali merupakan bahasa Sanskerta bahkan mantra-mantra yang digunakan setiap hari juga menggunakan bahasa Sanskerta. Ia juga menjelaskan Bahasa Sanskerta adalah salah satu kunci di dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Tanpa bahasa Sanskerta maka tidak bisa menelusuri weda secara mendalam. Sanskerta juga sudah dibuktikan sebagai bahasa kental dan bahasa yang paling sedikit kesalahan dalam pogram komputer.

Ia juga mengaku bahasa Sanskerta sebanyak 38 negara, 80 universitas dan 110 pusat studi yang mengajari bahasa Sanskerta namun hal ini belum bisa dilakukan di Indonesia. Maka hal ini menurutnya menjadi tantangan kedepan.

Dalam pelatihan ini ia mengaku setiap Calon tenaga pelatih berbahasa (berbicara) sanskerta, shiksaka prashiksana shibiram, Pa Thani Saranii, pelatihan intensif dasar berbahasa sanskerta selama 10 hari. Serta Sambhaasana shibiram, pelatihan berbicara sanskerta selama sepuluh hari selama 2 jam.

Salah satu peserta Ade Agung Satyananda mengaku senang bisa belajar bahasa Sanskerta. Mengingat kedepan bahasa Sanskerta  bisa digunakan dalam pemograman teknologi. Selain itu dengan bisa bahasa Sanskerta pihaknya ingin meneruskan yayasan ini.

Sumber: Humas Pemkot Denpasar