Earth Hour

Denpasar (Metrobali.com)–

Earth Hour  merupakan sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 28 Maret 2015. Kegiatan ini berupa pemadaman listrik/lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim, demikian dikatakan Kordinator dari Eart Hour Kota Denpasar Ika Juliana saat betatap muka dengan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar AA Bagus Sudarsana, Kadis Perternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar AA Gde Bayu Brahmasta serta SKPD terkait lainya, Kamis (26/3) di Kantor Walikota Denpasar.

Lebih lanjut dikatakan kegiatan yang dicetuskan WWF ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh Dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008 dan di Indonesia sendiri dimulai pata tahun 2009 di Jakarta dengan mematikan listrik di Bundaran HI. Dimana dengan mematikan lampu selama satu jam yang diilustrasikan dari 10% penduduk Jakarta dengan mematikan 2 buah lampu saja selama satu jam setara dengan menghemat energi sebanyak 300 megawatt yang di akumulasikan dengan mengistirahatkan satu pembangkit tenaga listrik yang sama dengan menghidupkan listrik sebanyak 900 desa dan mengurangi emisi kurang lebih 267 ton karbondioksida dan itu merupakan daya serap untuk 267 pohon dengan oksigen untuk 534 orang.

Earth Hour yang ke-7 tahun ini, akan dimeriahkan dengan aktivitas Night Run 7 km di 7 Region di Indonesia dengan tagline “7 Region 7 Cause 7 K” bersama Indorunners. “Ada tujuh regional yang berpartisipasi mengadakan selebrasi Earth Hour di Indonesia, mengangkat tujuh isu utama perubahan iklim dan lari sejauh tujuh kilometer. Dan di Denpasar sendiri dengan mengangkat tema ‘Ini Aksiku! Napi Aksi Ragane?’ nantiakan diadakan street campaign keliling Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung untuk mengajak masyarakat melaksanakan Earth Hour dengan membawa human banner, striker, dan pin,” jelas Ika Juliana. Dimana Switch off Earth Hour Denpasar dilakukan pada pukul 20.30-21.30 WITA yang mana Patung Catur Muka sebagai ikonnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan band indi Pygmos, Band SOS, Bayu Cuaca dan Stand Up Comedy.

Sementara itu Walikota Rai Mantra sangat mendukung gerakan Earth Hour ini, “Kami sangat mendukung gerakan Earth Hour ini, kami juga akan ikut memadamkan lampu di Kantor Walikota dan di Patung Catur Muka selama satu jam pada jam yang telah ditentukan, karena adanya save energy untuk masalah hemat energy dan untuk isu-isu perubahan iklim tentunya yang sangat cocok sekali dengan masyarakat dan filosofi Bali adalah menyangkut masalah lingkungan, yang mana semua ini untuk kebaikan dan kemanfaatan kehidupan kita yang lebih baik di masa yang akan datang” ujar Rai Mantra.RED-MB