????????????????????????????????????

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta tandatangani prasasti sekaligus membuka Malam Apresiasi Budaya “Sri Amertha Natya Svada” di Obyek Wisata Taman Mumbul, Desa Sangeh, Kec. Abiansemal, Sabtu (21/5) malam lalu.

 

Mangupura (Metrobali.com)-

            Pemerintah Kabupaten Badung sangat mendukung diresmikannya Yayasan Pancer Langiit sebagai salah satu yayasan yang bergerak dibidang seni dan budaya di Kabupaten Badung. Hal tersebut disampaikan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri peresmian Yayasan Pancer Langiit sekaligus membuka Malam Apresiasi Budaya “Sri Amertha Natya Svada” di Obyek Wisata Taman Mumbul, Desa Sangeh, Kec. Abiansemal, Sabtu (21/5) malam lalu. Peresmian Yayasan Pancer Langiit ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Giri Prasta. Acara tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Badung IB Sunartha, Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma, Kadisparda Badung Cok Raka Darmawan, Camat Abiansemal Putu Ngr. Thomas Yuniartha, Muspika Kec. Abiansemal, Perbekel Sangeh I Made Werdi, Bendesa Adat Sangeh Ida Bagus Dipayana serta tokoh masyarakat setempat.
            Pada kesempatan itu Bupati Giri Prasta menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Badung berterima kasih, karena yayasan pancer langiit ini sangat sejalan dengan apa yang menjadi komitmen Pemkab Badung dalam upaya membangun agama, membangun adat, membangun seni melalui budaya dan selaras dengan kerangka pembangunan di Badung yakni berasal dari budaya. Giri Prasta menekankan, dalam upaya menjaga kelestarian seni dan budaya di badung, pihak pemerintah daerah akan membentuk sebuah lembaga yakni Lembaga Tinggi Budaya yang berperan dalam menggerakkan dan memproteksi semua persoalan seni dan budaya yang ada. Selain itu pelaku seni budaya akan diberikan hak paten terhadap hasil kreasinya. “Diptoteksi dengan aturan,” imbuhnya. Untuk itu Dinas Kebudayaan diwajibkan untuk menginventarisasi pelaku-pelaku seni budaya di Kabupaten Badung termasuk mendata keberadaan pura mulai dari pura sad khayangan, dang khayangan, khayangan jagat, pura khayangan tiga, pura pemaksan termasuk pura paibon. “Kami pemkab badung berkomitmen untuk pelestarian adat, agama, seni dan budaya,” tegasnya. 
            Pembina Yayasan Pencer Langiit A. A. Gede Agung Rahma Putra menyampaikan, Yayasan Pancer Langiit awalnya adalah sebuah komonitas seni yang mewadahi kreatifitas anak muda bali, khususnya di kab badung sebagai wadah pembelajaran dan pelayanan kepada masyarakat di bidang seni dan budaya. Pancer Langiit sebuah wadah komonitas seni bergerak sejak tahun 2012, berbagai karya-karya inovasi telah dihadirkan dan telah dimanfaatkan oleh banyak kalangan. Pancar Langiit telah ikut berpartisifasi di dalam menujang kegiatan-kegiatan seni di kab. badung. Selain itu Pancer Langiit selalu berupaya memberikan tawaran terhadap proses kekaryaan seni. Pancer Langiit selama perjalanan ini telah berhasil meraih sejumlah prestasi baik tingkat daerah, nasional dan internasional, diantaranya juara 1 lomba tari kontemporer se-bali, sebagai penyaji terbaik dalam festival seni di Jakarta, mendapatkan peringkat the best national costum for mr teen international, Pancer Langiit pernah diundang menari keliling 12 negara bagian di Malaysia. Pancer Langiit mempunyai misi untuk mengemban misi-misi kesenian yang lebih luas atas dorongan yang secara kontinyu dari Pemkab Badung dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
        Ketua Umum Pancer Langiit I Gede Agus Suparta mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi kreativitas anak muda khususnya di kabupaten badung di bidang seni dan budaya. Anggota Pancar Langiit berupa komonitas seni hingga saat ini menjadi Yayasan Pancer Langit yang berjumlah 90 orang, terbagi dalam 6 devisi, yakni devisi tabuh dengan nama Babaaiswaraa berjumlah 18 orang, devisi tari dengan nama mahaaiswarii jumlah 45 orang, devisi seni rupa dengan nama swarupa jumlah 5 orang, devisi panahan tradisional dengan nama shrii trisula siddhi jumlah 15 orang, devisi edutra jumlah 6 orang dan devisi multimedia jumlah 6 orang.

            Usai peresmian, digelar malam apresiasi budaya yang mengambil judul “Sri Amertha Natya Svada” (Pengalaman Estetis menuju pencerahan dan kesejahteraan semesta). Garapan ini dibawakan oleh Komunitas Seni Pancer Langit bersama Sanggar Yudistira Sangeh. RED-MB