MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Pemindahan ibu kota upaya pemerintah tekan urbanisasi di Jawa

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti. (ANTARA/Ade Irma Junida)

Jakarta (Metrobali.com) –
Pemindahan ibu kota negara disebut menjadi upaya pemerintah dalam menekan urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di Jawa sehingga dapat mendorong pemerataan pembangunan di wilayah lain.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti di Jakarta, Senin, menyebut saat ini 60 persen pembangunan di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

“Sehingga dengan membuat ibu kota yang ada di tengah-tengah, di Kalimantan, mudah-mudahan itu menjadi upaya yang sangat baik dan signifikan mempengaruhi perkembangan di Indonesia,” katanya.

Dengan demikian, Jawa tidak lagi menjadi satu-satunya pusat pertumbuhan dan perekonomian di daerah lain bisa ikut terkerek.

Terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan posisi Kalimantan Timur yang berada tepat di tengah-tengah Indonesia diharapkan bisa menjadi mesin pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya.

Pemilihan Kalimantan Timur itu, menurut Basuki, sama halnya dengan ibu kota Kazakhstan yakni Nursultan (sebelumnya Astana) yang juga terletak tepat di tengah-tengah negara tersebut dan jadi mesin pertumbuhan negara tersebut.

“Kemarin Pak Dubes datang, beliau cerita bagaimana Astana jadi ibu kota Kazakhstan sekarang. Beliau bilang Indonesia kalau mau pindah ibu kota harus lebih baik. Dia yakinkan kita bisa lebih baik,” kisahnya.

Basuki menceritakan bahwa saat pindah ibu kota kala itu, Kazakhstan mengalami inflasi 2.800 persen setelah berpisah dari Uni Soviet. Saat itu pun disebutnya kondisi teknologi belum semaju saat ini.

“Sekarang Indonesia stabil. Astana juga persis di tengah Kazakhstan, sebagai ‘engine of growth’ Kazakhstan. Rencana kita sama, (Kaltim) jadi ‘center of growth’. Semoga Kalimantan ini menajdi ‘engine of growth’ Indonesia di masa depan,” katanya.

Pemerintah menyebut pemindahan ibu kota negara di Kalimantan Timur akan mendorong pemerataan pembangunan.

Sekitar 50 persen lebih wilayah Indonesia akan mengalami peningkatan perdagangan jika ibu kota dipindahkan ke wilayah yang memiliki konektivitas yang baik dengan provinsi lain.

Pemindahan ibu kota negara juga diyakini akan meningkatkan investasi di ibu kota baru dan provinsi sekitar.

Selain itu, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan meningkatkan produksi dari sejumlah sektor nontradisional seperti sektor layanan di antaranya sektor pemerintah, komunikasi, hotel, perdagangan, keuangan dan pendidikan. (Antara)