Jakarta, (Metrobali.com) –

Pengamat pasar modal Andrew Argado mengatakan bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menghadapi tantangan cukup berat dalam mendorong pembangunan infrastruktur pada tahun 2015 mendatang di tengah potensi keluarnya dana asing karena kenaikan suku bunga AS (Fed rate).


“Pemerintah harus mencari pendanaan yang cukup besar untuk membangun infrastruktur, sementara sentimen kenaikan suku bunga AS berpotensi mendorong ‘capital outflow’,” ujar Andrew Argado yang juga Kepala Riset Recapital Securities Andrew Argado di Jakarta, Senin.

Naikya suku bunga AS itu, menurut dia, akan membuat pasar berspekulasi bahwa imbal hasil Amerika Serikat akan mengalami peningkatan sehingga investor akan mengalihkan dananya dari pasar berisiko.

Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga harus dapat mengantisipasi perlambatan ekonomi global yang bisa membuat investor enggan masuk ke pasar negara-negara berkembang yang memiliki risiko tinggi.

Ia menambahkan bahwa sentimen dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi juga akan mendorong inflasi tinggi yang bisa berdampak pada perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kendati demikian, Andrew Argado meyakini bahwa susunan kabinet Jokowi-JK yang dberi nama “Kabinet Kerja” itu dapat mengatasi sentimen dari dalam negeri maupun global sehingga program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.

“Tinggal menunggu gebrakan dari menteri-menteri Kabinet Kerja, terutama dari tim ekonomi,” ujarnya.

Andrew Argado menilai bahwa Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil dan lainnya dapat mengantisipasi hal itu sehingga industri investasi di dalam negeri masih diminati investor.

“Pak Sofyan Djalil sudah cukup teruji dalam bidang ekonomi, diharapkan kerja sama dengan menteri lainnya cukup solid,” katanya.

Sementara itu, Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa pasar berharap banyak kepada tim ekonomi untuk dapat melakukan kerja cepat dan berani mengambil keputusan merespon tantangan ekonomi mendatang.

“Diharapkan tim ekonomi yang diantaranya diisi oleh mantan CEO (Chief Executive Officer) memiliki kemampuan merespons yang bagus atas tantangan-tantangan ke depan,” katanya.

 (Ant) –