Hermanto Dardak

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah menyadari pengelolaan urbanisasi berkelanjutan yang ditata dengan baik dan tepat merupakan kunci dari pembangunan permukiman di berbagai kawasan perkotaan di Tanah Air.

“Pemerintah Indonesia menyadari bahwa urbanisasi berkelanjutan memiliki peran kunci dalam pembangunan permukiman, khususnya di perkotaan,” kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/8).

Menurut dia, urbanisasi juga merupakan potensi untuk menghasilkan pembangunan ekonomi yang kuat karena kota adalah salah satu penggerak pertumbuhan.

Namun, lanjutnya, kondisi itu juga dinilai menjadi tantangan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menyediakan permukiman berkelanjutan yang didukung infrastruktur yang layak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Ia mengemukakan, dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan, terdapat tantangan yang terkait dengan aspek lingkungan dan urbanisasi yaitu perubahan iklim dan manajemen penanggulangan bencana.

Sementara itu, Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono menekankan kepada semua yang hadir bahwa rencana tata ruang tidak saja untuk membentuk rencana struktur ruang dan rencana pola ruang tetapi juga menjadi alat improvisasi program pembangunan.

Sebelumnya, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) menyatakan bahwa hampir separuh dari berbagai kota yang terdapat di Indonesia tidak nyaman untuk ditinggali sehingga membutuhkan pembenahan yang lebih baik.

“Saat ini hampir 50 persen kota Indonesia tidak nyaman dihuni, dan hal ini tidak berubah banyak dalam lima tahun terakhir,” kata Ketua IAP Bernardus R Djonoputro di Jakarta, Kamis (7/8).

Padahal, ia mengingatkan bahwa sejak tahun 2008, penduduk global lebih banyak yang hidup di kota dibandingkan dengan mereka yang hidup di desa, sedangkan fenomena ini di Indonesia terjadi sejak sekitar 2010.

Fakta itu, ujar dia, diikuti oleh berbagai persoalan yang kerap muncul di kawasan urban seperti kemiskinan, penyediaan perumahan, dan kualitas infrastruktur.

Ia memaparkan, berbagai hasil penelitian juga menunjukkan kawasan perkotaan di dunia rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam sehingga memerlukan penanganan multidimensi yang inovatif. AN-MB