rumput laut

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah perlu mempersiapkan secara matang program hilirisasi rumput laut karena potensi produksi komoditas tersebut di berbagai daerah masih banyak yang perlu diberdayakan secara optimal untuk perekonomian Indonesia.

“Kami mendukung upaya hilirisasi oleh pemerintah, hanya saja kami juga mengharapkan agar program hilirisasi itu bisa dipersiapkan dengan matang,” kata Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis, Jumat (8/5).

Menurut Safari, salah satu cara guna mematangkan program hilirisasi rumput laut antara lain dengan meningkatkan daya saing industri nasional, penyerapan teknologi, investasi, hingga akses pasarnya.

Ia berpendapat bahwa jika industri dalam negeri tidak dapat bersaing dengan industri luar negeri, maka efisiensi dan produktivitasnya juga harus ditingkatkan.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan budi daya rumput laut harus terus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, karena dapat menjadi sumber devisa bagi penggerak perekonomian nasional.

“Kualitas dan kuantitas produksi rumput laut akan selalu kita tingkatkan dan mendukung laut sebagai halaman depan kita, sebagai masa depan kita dan sebagai sumber devisa untuk menggerakkan perekonomian bangsa,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.

Menurut dia, rumput laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budi daya yang menjadi andalan dalam peningkatan produksi, meningkatkan perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Dia menjelaskan ada tujuh jurus agar budi daya rumput laut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

“Pertama adalah menggunakan bibit dari tallus yang terbaik. Kedua, disiplin panen pada usia 40-45 hari, kemudian ketiga tidak menggunakan pupuk/probiotik/bahan pemacu pertumbuhan,” katanya.

Selanjutnya, ujar dia, mengupayakan mencari kawasan budi daya yang baru untuk rotasi penanaman, dan kelima harus menjaga lingkungan pantai dari sampah.

Selain itu, katanya, tidak menjemur rumput laut di pasir dan dijaga dari bahan-bahan yang menempel lainnya, sedangkan yang terakhir segera menutup rumput laut yang sedang dijemur dengan plastik/terpal jika turun hujan. “Dengan menerapkan jurus ini, budi daya rumput laut akan berhasil dan berlanjut untuk mendukung peningkatan produksi dan kualitasnya,” kata Slamet.

Ia mengemukakan tujuh jurus tersebut telah diperkenalkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan salah satu sentra produksi rumput laut nasional. AN-MB