pengendara motor

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah seharusnya memaksimalkan peraturan baru yang membatasi akses kendaraan roda dua di beberapa kawasan Ibu Kota dengan menganulir sejumlah kebijakan tentang peraturan sepeda motor, kata pengamat transportasi Djoko Peraturan.

“Pemerintah pusat harus berani menganulir beberapa kebijakan yang mengatur sepeda motor,” kata Djoko di Jakarta, Selasa (16/12).

Menurut dia, kebijakan mengenai peraturan kapasitas mesin dan harga uang muka atau DP (down payment) sepeda motor menjadi faktor membludaknya jumlah kendaraan roda dua tersebut di Jakarta.

“Seharusnya CC mesin itu dibatasi, harus dibawah 100 cc supaya motor itu tidak bisa jalan jauh,” kata Djoko. Ia berpendapat, dengan kondisi sepeda motor yang ditawarkan di pasaran dengan kapasitas mesin besar membuat masyarakat memilih menggunakannya untuk digunakan perjalanan jauh.

“Kalau kapasitas mesinnya di bawah 100 cc, motor nggak akan kuat (menempuh perjalanan) dari Bekasi ke Jakarta,” ujar dia.

Selain kapasitas mesin, kata Djoko, rendahnya uang muka untuk membeli sepeda motor juga menjadi alasan masyarakat membeli kendaraan roda dua itu. “Uang muka beli motor sangat rendah, orang dengan gampang bisa beli motor,” kata dia.

Ia mengungkapkan, alasan warga Jakarta dan sekitarnya lebih memilih menggunakan sepeda motor dikarenakan memiliki mobilitas yang tinggi dibandingkan menggunakan kendaraan umum.

Djoko menilai, pembatasan wilayah yang dapat dilalui oleh sepeda motor juga salah satu faktor kunci untuk mengurangi jumlah sepeda motor di jalan-jalan Jakarta.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan peraturan mengenai pelarangan sepeda motor melintas di Jalan MH THamrin hingga Medan Merdeka Barat. Namun demikian, Djoko mengatakan wilayah pembatasan akses untuk sepeda motor diperluas di beberapa kawasan Jakarta lainnya.

Peraturan baru yang akan diterapkan secara langsung pada tanggal 17 Desember ini mendapat tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat. “Pro kontra itu biasa, nanti juga akan hilang sendirinya. Dulu pelarangan becak juga menuai pro kontra, tapi lihat sekarang,” ujar dia. AN-MB 

activate javascript