Jamil Musanif

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian saat ini tengah serius mengembangkan pariwisata berbasis agro wisata. Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Jamil Musanif menuturkan, saat ini sudah ada 19 daerah yang mengajukan masterplan kepada pemerintah soal agro wisata tersebut.

“Ada 19 titik master plan yang diajukan oleh daerah masing-masing ke pusat. Pemerintah akan melihat, menilai, memverifikasi kelayakan pengembangan agro wisata,” kata Jamil di Sanur, Denpasar, Rabu 20 Agustus 2014.

Ia berharap seluruh kawasan melakukan kajian untuk menyusun master plan pengembangan agro wisata dan menyerahkan ke pusat. Indonesia, kata dia, sudah saatnya mengembangkan pariwisata berbasis pertanian. “Pemerintah sebenarnya sudah fokus pengembangan agro wisata sejak tahun 1989. Saat itu sudah ada MoU dengan Kementerian Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel). Namun karena kabinet terus berganti, reformasi terus bergulir, akhirnya pengembangan agro wisata mandek,” jelasnya.

Saat ini, pengembangan agro wisata ditindaklanjuti dengan membentuk Komisi Wisata Agro di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. “Sejak tahun 2012, pemerintah sudah menerima 19 titik master plan. Bahkan ada provinsi yang sudah menyerahkan dua master plan sekaligus, dan semuanya disetujui oleh pemerintah pusat untuk dikembangkan,” papar Jamil.

Sementara Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Mukti Sardjono menjelaskan, satu master plan akan dibiayai oleh pusat melalui dana dekonsentrasi. “Jumlahnya tidak banyak, tetapi harus diingat jika dana itu hanya semacam triger bagi daerah untuk dikembangkan lebih lanjut. Dan, kita siap memfasillitasi bagi dinas-dinas atau daerah yang berpotensi untuk mengembangkan master plan pengembangan agro wisata. Selanjutnya daerah yang mengembangkan selanjutnya,” paparnya. 

Menurutnya, saat ini wisata pertanian menjadi salah satu andalan Indonesia. Banyak provinsi di Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan agro wisata dan juga wisata agro. Namun demikian, kendala yang dihadapi adalah infrastruktur untuk akses ke daerah agro wisata. Juga kesiapan masyarakat di sekitarnya untuk menjadikan pertanian sebagai industri wisata yang terimplementasi dalam SDM pengembangan agro wisata tersebut. “Itulah kita perlu ada master plan, dan dalam master plan tersebut dijelaskan salah satunya adalah siapa berbuat apa, karena melibatkan banyak pihak,” ujarnya. JAK-MB