Kuta (Metrobali.com)-

Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia Sri Sularsih mengatakan jika Perpustakaan Nasional Indonesia sedang melakukan proses digitalisasi terhadap ribuan manuskrip atau naskah kuno yang saat ini tersimpan dengan baik di Gedung Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta.

“Proses digitalisasi sudah berjalan dan diperkirakan akan memakan waktu lama karena selain proses digitalisasi, juga akan dilakukan trans-aksara agar semua orang bisa memahaminya,” jelas Sularsih di Kuta, Bali, Selasa 29 Mei 2012.
Menurutnya, manuskrip kuno tersebut masih sangat banyak dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Naskah-naskah tersebut sangat penting karena memuat tentang sejarah, budaya dan adat istiadat yang sebenarnya sangat memengaruhi generasi bangsa di zamannya.
Namun saat ini, manuskrip tersebut terancam punah karena generasi bangsa sudah memasuki era teknologi dan informasi sehingga budaya baca dan budaya tutur terancam punah.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Indonesia, Lilik Sulistiowati menjelaskan, saat ini jumlah koleksi naskah kuno yang ada di Perpustakaan Nasional Indonesia sebanyak 10.169 buah.
Jumlah ini tidak termasuk naskah-naskah kuno yang ada di berbagai daerah di Indonesia yang juga memiliki nilai tersendiri. “Kita targetkan pada tahun 2014, 50 persen naskah tersebut sudah didigitalisasi dan mengalami trans-aksara,” harap Lilik.
Ia juga mengharapkan agar berbagai perpustakaan di seluruh daerah yang memiliki ribuan naskah kuno juga harus bergerak ke arah digitalisasi, sehingga tidak mudah punah atau di makan usia. Pasalnya, sambung Lilik, banyak dari naskah tersebut yang kaya akan pesan-pesan moral, peradaban dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia.
Selain naskah yang ada di Perpustakaan Nasional, saat ini pemerintah sudah menetapkan enam provinsi yang memiliki kekayaan naskah kuno untuk melakukan hal yang sama. Keenam provinsi yang dimaksud adalah Provinsi Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, Perpustakaan Nasional juga membangun jaringan kerja sama dengan beberapa perpustakaan daerah di 35 titik secara online untuk mempermudah koordinasi dan informasi. “Warga bisa mengaksesnya secara online bila meninginkan beberapa buku yang ada di Perpustakaan Nasional secara gratis,” imbuh Lilik. BOB-MB