panusunan siregar 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar mengimbau pemerintah daerah setempat agar berhati-hati menyikapi kondisi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tembus hingga Rp 10.000 per dolar.

“Jika kondisi itu salah penanganan bisa mengakibatkan laju inflasi yang signifikan pada bulan mendatang,” kata Panasunan Siregar seusai peringatan Hari Statistik Nasional (HSN) bertema “Memahami Data dan Indikator Statistik Secara Praktis”, di Denpasar, Jumat (26/9) Ia mengingatkan, tim pengendali inflasi daerah Bali perlu menyikapi melemahnya rupiah terhadap dolar tersebut, karena memang akan sangat berdampak, sekaligus untuk menjaga pencapaian target inflasi daerah yang ditetapkan sebesar 5,7 persen di 2014 tidak terlampaui.

Jika inflasi tersebut tidak dijaga, dikhawatirkan akan terjadi gejolak inflasi yang akan berpengaruh terhadap laju inflasi secara nasional yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap perkembangan suku bunga di dalam negeri.

Oleh sebab itu alternatif lain jika ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, maka strategi yang utama dengan memacu pertumbuhan ekspor dan mendatangkan investasi ke dalam negeri.

Panasunan Siregar menambahkan, dengan cara demikian jumlah dolar AS yang beredar di dalam negeri akan bertambah dan mampu kembali menguatkan nilai tukar rupiah di pasaran.

Sementara itu terkait peringatan HSN tahun ini, BPS provinsi Bali menyelenggarakan apel hari HSN di kantor setempat dan Sosialisasi Indikator Statistik untuk wartawan yang tujuannya menyamakan pemahaman tentang mengartikan maupun memaknai dengan baik angka-angka statistik.

Penyamaan persepsi itu penting agar pesan yang disampaikan kepada pihak yang memerlukan yakni masyarakat tidak keluar dari maksud dan tujuan, sehingga mereka memahami kondisi yang ada dan bisa menyikapi dengan sebuah tindakan.

“Mengetahui data ini penting. Sebab membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan pembangunan tanpa dukungan data statistik. Bahkan, dengan mengetahui data statistik akan sangat mungkin menekan biaya ekonomi yang besar,” ujarnya.

Ia mengakui, meski demikian memang jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan itu seratus persen benar, sekalipun metodologinya sudah benar. Sebab, bagaimana pun data tersebut masih dikumpulkan oleh manusia. AN-MB