Denpasar (Metrobali.com)-

Pembukaan “Denpasar Festival” (Denfest) 2013, diawali penampilan tari kecak yang mengisahkan perseteruan Subali Sugriwa yang dibawakan 35 seniman dari Sanggar Lentera Anak Bali, Sabtu (28/12) malam.

Ajang tahunan tersebut dibuka Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Darmawiajaya Mantra ditandai pemukulan alat musik Kendang Belig.

Rai Mantra berharap perhelatan yang menjadi agenda tahunan multi acara penuh kreativitas itu bisa menghasilkan nilai tambah terhadap perkembangan Kota Denpasar ke depan.

“Kami berharap ke depan kegiatan ini menghasilkan nilai tambah yang lebih matang. Kreatifitas berbasis keunggulan ini harus terus dikembangkan secara intelektual,” katanya.

Ia mengatakan pada pesta rakyat yang digelar selama empat hari hingga Selasa (31/12) akan mempengaruhi sumber daya manusia yang selama ini dominan tenaga dari luar Bali, sehingga terjadi kebocoran ekonomi.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kebocoran ekonomi yang terjadi di Kota Denpasar. Kalau tidak mau kebocoran ekonomi, kita harus bersama-sama paham dan mendukung produksi lokal yang kita gunakan,” ujar mantan Ketua DPD HIPMI Bali.

Ketua Panitia DenFest 2013, Anak Agung Putu Sueca menambahkan kegiatan ini mengambarkan Denpasar sebagai kota yang terbuka dan mutikultur.

“Kreativitas yang ditampilkan dalam Denfest dengan ‘tagline Creative in Motion’ mencermikan masyarakat Denpasar yang modern di era globalisasi,” ucapnya.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Kota Denpasar Ida Bagus Rahoela mengatakan DenFest dipersiapkan secara optimal yang diharapkan dapat memberikan kebanggaan masyarakat Kota Denpasar, sehingga bisa dijadikan ikon budaya Kota Denpasar akhir tahun yang tidak terlupakan.

“Ajang DenFest akhir tahun ini sekaligus dijadikan refleksi kehidupan masyarakat kota yang memiliki sekian banyak budaya unggulan sebagai pijakan mengembangkan budaya kreatif masyarakat,” kata Rahoela yang didampingi Kasubag Pemberitaan Dewa Gede Rai.

Untuk diketahui, DenFest dirancang sebagai “on street festival”, di mana tema sentral yang diangkat adalah “Denpasar Kotaku Rumahku” dipusatkan di sekitar bundaran patung Catur Muka, Jalan Gajah Mada-Jalan Veteran, dan sekitar lapangan Puputan Badung.

“Kegiatan tersebut merupakan sinergi antara Pemerintah Kota Denpasar dengan komponen masyarakat yang menampilkan beragam acara mulai dari seni, budaya, kuliner hingga tekstil,” ujarnya.

Dikatakan kegiatan tahunan ini sebagai bingkai puncak ekspresi kreativitas seniman Denpasar dan budaya unggulan yang mengacu pada potensi lokal disambut antusias oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Denpasar Festival tahun ini sedikit berbeda dengan digelarnya ‘The Exotic Of Wastra’ yang menampilkan ‘fashion show’ rancangan perancang nasional,” katanya. AN-MB