Klungkung (Metrobali.com)-

Bahasa Bali sebagai bahasa ibu bagi masyarakat Bali, saat ini mulai dilupakan oleh para generasi muda Bali dan bahkan banyak dari kalangan generasi muda yang tidak bisa sama sekali menggunakan bahasa Bali. Hal yang menggugah Nyoman Gunarsa selaku pemilik Museum Gunarsa mengadakan kegiatan “The International Festival of Balinese Language”  di Museum Gunarsa, Jumat (8/11).

Menurut Gunarsa, kegiatan yang bertemakan “Pemulihan bahasa aksara dan sastra bali sebagai mahkota wisata budaya bali”, bertujuan menyadarkan kembali masyarakat Bali akan bahasa ibu yakni Bahasa Bali sebagai salah satu budaya yang patut untuk dilestarikan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat Bali untuk lebih sering menggunakan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari sehingga secara tidak langsung budaya Bahasa Bali tersebut dapat kita lestarikan. Gunarsa juga menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat bali saja namun juga dari manca negara yang dimana sesungguhnya mereka juga mencintai budaya bali tersebut.

Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Windu Nuryanti yang juga turut hadir dalam acara pembukaan tersebut menyatakan, Bahasa Bali  tdak saja merupakan bahasa yang terkaya akan sastra namun juga mengungkapkan kekayaan visual dari sisi bahasa, aksara dan seni rupa, oleh karena itu merupakaan kebanggaan kita untuk mampu menguasai bahasa bali karena ini akan menyebabkan kekuatan budaya bali untuk dapat selalu berkembang.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta Yang hadir mewakili Gubernur Bali berksempatan membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya wagun  menyambut positif terhadap upaya Gunarsa dalam melestarikan bahasa Bali, “Saya menyambut baik kegiatan ini, yang sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam program pelestarian dan pengembangan Bahasa dan Sastra Bali selain itu ini merupakan media komunikasi antar kaum intelektual ahli bahasa dalam merumuskan langkah-langkah penting dalam pengembangan dan pelestarian Bahasa Bali”, jelas Sudikerta. “Kekayaan berupa bahasa dan sastra  tersebut merupakan potensi yang membuat Bali selama ini sangat terkenal seantero dunia oleh karena itu menjadi kewajiban semua komponen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian kebudayaan daerah termasuk bahasa dan sastra Bali tersebut,” imbuhnya. Sudikerta berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap pelestarian budaya tersebut.

Kegiatan International Festival of Balinese Language yang akan berlangsung dari tanggal 8 November sampai dengan 30 November mendatang. DA-MB