Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga Ketua PHRI Provinsi Bali membuka Petitenget Festival, “Kerobokan Arts and Spirit 2018”, Jumat (14/9) di Pantai Petitenget.

Mangupura (Metrobali.com)-

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga Ketua PHRI Provinsi Bali membuka Petitenget Festival, “Kerobokan Arts and Spirit 2018”, Jumat (14/9) di Pantai Petitenget. Acara tersebut dihadiri pula Anggota DPR RI A.A Bagus Adhi Mahendraputra, Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta Anggota DPRD Badung, Kapolres Badung, Camat Kuta Utara, Prejuru Adat dan Dinas se- Kecamatan Kuta Utara serta Tokoh Masyarakat. Pembukaan Petitenget Festival ditandai membunyikan lesung bersama-sama.

Ketua Panitia Petitenget Festival, A A Bagus Bayu Joni Saputra menyampaikan terselenggaranya Petitenget Festival merupakan keinginan dan gagasan dari masyarakat Desa Adat Kerobokan. Di Pantai Petitenget belum pernah diadakan Festival sebagai Desa Adat terbesar di Badung, dengan 50 Banjar, 4 Kelurahan, dan 2 Desa dengan bentangan Pantai 2,4 kilometer. Banyak potensi seni, budaya, kuliner dan tempat eksotik yang layak dipromosikan sebagai Destinasi Pariwisata Dunia untuk berkontribusi meningkatkan PAD Badung.

Festival Petitenget yang pertama kali digelar ini mengambil tema “Kerobokan Art and Spirit 2018” yang artinya sebuah semangat masyarakat Desa Adat Kerobokan untuk mengangkat seni dan taksu Desanya sehingga layak menjadi destinasi yang wajib untuk dikunjungi. Logo Festival Petitenget yaitu “Ki Gandarwa Agung Bhuto Ijo”. Ida adalah Penjaga Peti Pecanagan Bhatara Sakti Wawu Rauh (Dhyangyang Niratha). “Dalam acara ini juga dibuatkan sebuah garapan Fragmentari dan sebuah Film Animasi agar Anak-anak Generasi Milenium lebih mudah memahami,” terangnya.

Diharapkan nilai-nilai dan karakter Bhuto Ijo yang sudah disupat (dibaktis) mampu dicontoh dari generasi ke generasi, dimana pengabdian dan loyalitasnya dalam menjaga amanah kesetiaan dan menjaga alam beserta isinya (Amerta Segara Amerta Bhuana). Tujuan Festival ini untuk memberikan ruang dan mengangkat seni dan budaya Desa Adat Kerobokan khususnya dan Bali umumnya, disamping upaya meningkatkan kunjungan wisatawan baik Domestik maupun Mancanegara.

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengatakan, Festival ini merupakan momentum yang sudah menjadi kesepakatan dari Prejuru dan Tokoh Masyarakat Kerobokan, dimana Festival ini sebagai kekuatan atau “Pancer Gumi Bali” ada di Petitenget Kerobokan.

Melalui Petitenget Festival akan mampu melestarikan seni budaya dan kelangsungan pariwisata di Badung juga dapat terjaga dengan baik. Apalagi Kabupaten Badung memiliki Pariwisata Warisan yaitu Pura dan Subak, pariwisata alam seperti batu karang, bentangan eksotik pantai dan alamnya, Desa Wisata yang dalamnya ada agrowisata, pariwisata yang berbasis dengan perkebunan, ekowisata yang berbasis dengan lingkungan, health wisata yang berbasis dengan kesehatan dan juga culture Wisata berbasis dengan budaya dan home basenya adalah Desa Wisata itu sendiri. “Saya pastikan Kerobokan ini menjadi Desa Wisata Internasional,” kata Bupati.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati memberi apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat Kerobokan sert dukungan dari Pemerintah Kabupaten Badung sehingga kegiatan festival ini dapat berlangsung meriah. Melihat dari video yang diputar bahwa dapat direnungi posisi Petitenget terhadap kedudukan Bali keseluruha, memiliki posisi yang penting dalam perkembangan peradaban Bali.

“Saya denger tadi ada Bhuta Ijo dan Peti Pecanangan. Dimana pecanangan itu bukan hanya Ilmu Pengetahuan, tapi pecanagan adalah isi dari pada Bali dan Alam Semesta. Dalam Peti Pecanangan itu ada berbagai isi seperti pamor, base, gambir dan buah, itu adalah warna dalam kehidupan, ” terangnya.

Petitenget muncul sebagai apit surang dan apit lawangnya Bali. Petitenget tempat yang strategis yang ada di Kuta Utara mengapit belah Kuta dengan Kuta Selatan. Kuta dengan Airport-nya merupakan pintu Gerbang Pulau Bali dan Petitenget apit lawangnya Bali, dimana Bali dijaga secara utuh oleh masyarakat Bali beserta isinya.

Editor      :  Whraspati Radha