Beirut (Metrobali.com) –

Seorang komandan pemberontak telah membeku sampai mati di udara sangat dingin yang dibawa oleh badai salju yang melanda Suriah pekan ini, kata pemantau Sabtu.

“Tubuh seorang komandan pemberontak yang sedang dalam perjalanan dari (bagian barat laut provinsi) Idlib ke Homs (di Suriah tengah) telah ditemukan. Dia meninggal saat badai salju,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP tidak ada tanda-tanda suara tembakan atau luka lainnya dan bahwa mayat itu “beku.” Abdel Rahman mengatakan, komandan yang tidak disebutkan namanya itu, pada 40-an, adalah anggota dari brigade Islam Suqur al-Sham.

Observatory yang berbasis di Inggris juga melaporkan bahwa mayat beku dua laki-laki berusia 30-an ditemukan di Provinsi Homs di jalan ke negara tetangga, Provinsi Hama.

SOHR tidak bisa mengatakan apakah mereka gerilyawan atau warga sipil.

Suriah telah dilanda badai salju parah yang telah membawa suhu es ke beberapa negara di Levant.

Mulai Rabu, badai salju datang tiba-tiba, dengan suhu rendah di bawah nol di beberapa daerah, tidak hanya untuk Suriah, namun negara-negara lain di kawasan ini.

Sabtu suhu mulai membaik namun beberapa daerah sepenuhnya tertutup salju termasuk Damaskus, Qalamoun yang dikoyak pertempuran, Provinsi Aleppo dan Homs .

Masyarakat yang tinggal di daerah yang dikuasai pemberontak, di mana tidak ada bahan bakar, listrik dan kekurangan pangan, terutama sangat merasakan datangnya badai, termasuk pada para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda di negara tetangga.

Partai oposisi utama Koalisi Nasional melaporkan Kamis bahwa seorang bayi dan anak meninggal karena kedinginan di Aleppo, Suriah utara, dan Rastan di Homs.

Tetapi cuaca dingin tidak menghentikan pertempuran di front kunci di Adra, timur Damaskus. Pertempuran telah berkecamuk di sana selama empat hari, sejak gerilyawan Islam melancarkan serangan-serangan yang bertujuan merebut salah satu pintu masuk utama ke ibu kota.

Tentara membalas dengan serangan balik yang luas mulai Jumat, dan bersumpah untuk “menghancurkan” para pemberontak di sana.

Pada hari Sabtu, satu sumber keamanan di Damaskus mengatakan kepada AFP bahwa “operasi militer terus berlangsung. Mulai kemarin, kami mengidentifikasi daerah mana yang diposisikan teroris dan kami menyerang mereka.” Rezim Presiden Bashar al-Assad mencap pemberontak dan pembangkang sebagai “teroris.” Sumber itu juga mengatakan “pembantaian biadab” telah dilakukan di Adra pada Rabu, tanpa menentukan jumlah korban.

Observatory telah melaporkan 15 warga sipil tewas Rabu dan Kamis. Pada Sabtu, 12 mayat lain telah ditemukan di dekat Adra, dan bahwa “para aktivis menuduh rezim membunuh mereka.” Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 126.000 orang dalam hampir tiga tahun, dan memaksa jutaan lebih untuk meninggalkan rumah mereka. (Ant/AFP)