Klungkung ( Metrobali.com )-

Sinin ( 2/9 ) sekira pukul 07.30 wita, warga lingkungan Pekandelan, Klungkung dibuat geger, pasalnya salah satu warga yang tinggal di jalan Jempiring 18, Semarapura Klod ditemukan terbujur kaku ditempat tidur. Dari informasi di TKP yang dihimpun Metrobali.com korban sendiri adalah pegawai Lembaga Pemasyarakatan ( LP ) Klungkung atas nama I Wayan Sukarnadi 55 yang 2 tahun lagi hendak pensiun.

Korban selama ini tinggal sendiri lantaran dua tahun yang lalu cerai dengan Ni Komang Ariani 45 ( istri ) asal banjar Pengastulan, Seririt, Singaraja dan sekarang sudah menikah Kekarangasem, hal itu disampaikan putrinya Ni Kadek Eka Suasmiyanti 20 saat ditemuai di kamarnya yang sedang menangis ditinggal ayah kandungnya.
” Almarhum ayah dua tahun lalu cerai dengan ibu, sekarang ibu sudah menikah lagi ke Karangasem ” ungkap Eka terisak menahan tangis. Menurutnya sebelum mengetahui ayahnya dikabarkan meninggal dirinya sedang diperjalanan pulang kerja dari Padangbai, Kkarangasem dan ditelpon dengan nomer tidak dikenal menyampaikan ayah ditemukan meninggal di tempat tidurnya. Diakui Eka, ayahnya memang satu minggu ini sering melamun, tidak pernah terbuka apa yang sedang dialami, ujarnya.

Lebih lanjut Eka menyampaikan kalau kakaknya sindiri bernama Gede Artiyana 24 tidak pernah tidur di rumah, dia tidur di banjar dan baru pulang pagi hari.

Sementara di rumah duka jajaran Polres dan Polsek Kota melakukan olah TKP. Dari hasil penyelidikan korban meninggal diduga minum portas, itu dikarenakan dibawah tempat tidur anggota polisi menemukan botol aqua tanggung berisi air warna putih yang diduga racun ( portas ) dan gelas plastik warna hijau. Dari hasil pemeriksaan tim dokter, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, pada kelamin mengeluarkan air mani, dubur keluar kotoran dan pada mulut keluar buih. Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP I Nyoman Suparta yang didampingi Kapolsek Kota Kompol I Ketut Suarta usai pemeriksaan korban oleh tim dokter di TKP.

Munurut Suparta dari pihak keluarga dengan iklas menerima kepergian korban. Bukan itu saja korban sempat ngirim SMS  Senin ( 2/9 ) sekira pukul 06.44 wita yang ditujukan putranya ( Gede Artiyana ) isinya ” Pak Nar Racun Bace Surate di Dompet ” ( Bapak minum racun baca suratnya didompet ). Selanjutnya Suparta menyampaikan Artiyasa sempat menelpon bapaknya sekira pukul 07.01 wita, karena ditelpon tidak diangkat Artiyasa pulang langsung mendobrak pintu dimana bapaknya tidur. Dikamar itu ditemukan caceran darah milik Artiyasa akibat memukul pintu karena kaget dan emosi melihat bapaknya sudah terbujur kaku ditempat tidur, jelas Suparta.

Korban sendiri meninggal pesan yang ditulis diatas selmbar kertas didalam dompet yang isinya ” “Bekelin pak temutik jak sendok garpu anggo ngayah di Prajapati, baju dines jak jaler, ingetang De nah dene ngejang ditanemane, samping pake didiang besik bungkus aji koran” ( bekali bapak belati dan sendok garpu untuk mengabdi dikuburan dan baju dines sama jaler, ingat ya De, jangan ditaruh diliangkuburan akan tetapi jadikan satu dibungkus dengan selembar koran dan dijadikan satu saat dibungkus jasad bapak dengan kain kapan- red)

Dengan bukti-bukti yang ditemukan serta dari hasil pemeriksaan tim dokter kejadian tersebut murni korban bunuh diri, ujar Suparta. Katanya khasus bunuh diri itu dari pihak keluarga tidak lagi mepermasalahkan ke pergian korban dan menerima dengan iklas bahwa kejadian tersebut adalah musibah. Itu berarti pihaknya sudah menghentikan upaya penyelidikan dan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga korban. SUS-MB