MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Pedagang Pasar Kandang Tolak Pemberlakuan Satu Jalur, Ini Keinginan Pedagang

Tabanan, (Metrobali.com)-
Pedagang Pasar Kandang Tolak Pemberlakuan Satu Jalur, merekapun membentuk petisi penolakan satu jalur itu. Agar masalahnya tidak melebar Sabtu tanggal 18 Januari 2020, Pukul 09.20 wita di Ruang Rapat Kantor Perbekel Desa Candikuning, Br. Candikuning, Ds. Candikuning, Kec. Baturiti, Kabupaten Tabanan digelar  Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) berkaitan dengan Petisi penolakan pemberlakuan satu Jalur oleh para Pedagang Pasar Kandang.
Hadir pada acara tersebut antara lain Danramil 1619-07/Baturiti Kapten Inf I MD Widiarta, Kapolsek Baturiti Kompol I Nengah Sudiarta Camat Baturiti I Wayan Adi Astrawan ,S.STP, MM, Bendesa Adat Candikuning I Gusti Ngurah Harta Negara, Kepala Wilayah Banjar Candikuning I I Made Mudit, Ketua BPD desa candikuning I Nyoman Suta, Kepala Pasar Mertasari I Ketut Semare Putra dan para pedagang di Pasar Mertasari dengan jumlah keseluruhan yg hadir sebanyak 29 orang.

Kapolsek Baturiti menyampaikan FGD ini terkait permasalahan yang ada khususnya mengenai pemberlakuan satu jalur dan keberadaan Shortcut. FGD ini bukan untuk memberikan suatu keputusan namun aspirasi warga secara baik benar dan terarah tanpa harus melalui media sosial. “Mari kita berembug untuk mencari solusi adanya penurunan pendapatan para pedagang , keputusan pemerintah membangun shortcut sudah melalui proses dan kajian mendalam , jangan sampai Baturiti yang merupakan daerah tujuan wisata terus mendapat imits daerah macet. Mari kita mencari solusi terbaik.

Sementara itu, Camat Baturiti menyampaikan bahwa shortcut berfungsi untuk mengurai kemacetan terutama saat hari hari libur, image macet di daerah bedugul masih melekat di benak masyarakat, pembuatan shortcut sudah melalui kajian mendalam dengan melibatkan semua pihak. Di sisi lain Kepala Pasar juga mendapat target untuk pendapatan ke Daerah, mari melalui FGD mencoba mencari solusi yang di sampaikan pemegang kebijakan.
Dinas Perhubungan dari Kabid Lalu Lintas an. I Gusti Dwi Putra menjelaskan bahwa pembangunan shortcut adalah untuk mengurai kemacetan, dimana warga sudah mengetahui saat hari libur bedugul selalu mengalami kemcetan.
Dikatakan, ada 2 karakteristik penentuan shortcut yaitu melalui karakteristik jalan , karakteristik menuju ke obyek wisata, berdasarkan hasil menyerap kisaran suara terkait permasalahan adat yaitu di simpang asram perlu di kaji lagi terkait keperluan adat yaitu saat prosesi melinder menuju ke Kepekuburan.
Sementara itu, Kepala Pasar an I Ketut Jaya Semare Putra selaku kepala pasar tidak pernah menganjurkan ke medsos. “Kamii tidak ada mempermasalahkan shortcut, keinginan kami yaitu dua arah saat hari hari biasa, Kami tidak pernah menganjurkan siapa pun itu mengupload atau menyelesaikan permasalahan ke media sosial, “ katanya.

Staf dari Kepala Pasar Adi Tegar Maulana mengatakan, semua yang kami memposting ke medsos dengan tujuan cepat mendapat tanggapan.”Kami sudah berkoordinasi dengan perbekel untuk melanjutkan surat dan petisi ke pemegang keputusan, adanya penurunan pendapatan bahkan sampai nol , harapan kami di arah pasar tetap dua arah dan hari hari tertentu pada saat tertentu, “ tandasnya.

Bendesa Adat Candikuning I Gusti Ngurah Harta Negara. SH. menyampaikan bahwa postingan ke medsos bertujuan untuk cepat mendapat tanggapan, aspirasi masyarakat adalah warga tidak mempermasalahkan pembangunan shortcut karena sudah melalui kajian mendalam.
Ia menilai bahwa pembangunan batas jalan tidak ada di perencanaan. “Yang kami usulkan adalah bundaran, kalau pembatas jalan seperti sekarang terkesan kaku, usulan bundaran bertujuan untuk prosesi Melinder pada saat pengabenan. Usulan adalah beton pembatas jalan diganti dengan bundaran untuk prosesi pengabenan, mungkin jalannya juga harus diperlebar”, katanya.

Sementara itu Agus Wirayudha menyampaikan titik kemacetan bukan saja di Patung jagung, pembangunan shortcut untuk memecah kemacetan dirasakan belum tepat. Karena saat hari libur shortcut masih tetap macet , usulan yang baik dari kepala pasar dan kembalikan dua arah dan pd hari hari tertentu satu jalur. Masalah air yang keruh akibat dampak pembuatan shortcut perlu disikapi. Masalah postingan ke medsos adalah untuk cepat mendapat tanggapan.
Pada bagian lain, Masnan selaku pedagang menyampaikan keluhan pedagang yang berjumlah 168 orang yang dipasar dan yg diluar 79 orang, kami merasakan selama 4 hari kondisi sangat memprihatinkan, kalau hal ini terus berlanjut bagaimana kumuhnya Bedugul karena para pedagang akan berjualan ke luar candikuning di pinggir jalan. Kalau warga tdk mendapat penghasilan maka diperkirakan akan muncul kerawanan meningkatkan kriminalitas. (ws)