31Ketua Pecalang Denpasar, Made Mudra

Denpasar (Metrobali.com)-

Petugas pengamanan desa adat (Pecalang) siap membantu aparat Kepolisian Resor Kota Denpasar untuk mengamankan rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1936 yang jatuh pada Senin (31/3).

“Kami siap membantu aparat kepolisian menjelang Hari Raya Nyepi. Kami telah susun pola pengamanan seperti tahun sebelumnya,” kata Ketua Forum Pecalang Kota Denpasar I Made Mudra, Senin.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat Polresta Denpasar termasuk Komando Distrik Militer 1611/Badung dan Denpasar dalam bersinergi melakukan penjagaan wilayah.

Menurut dia, di Denpasar sendiri dari 35 desa terdapat 360 desa pakraman (adat) yang masing-masing memiliki sekitar sepuluh orang pecalang. Sehingga jumlah pecalang di Denpasar tercatat sekitar 3.600 orang.

Petugas pengamanan khas Pulau Dewata itu akan dikerahkan guna melakukan pengamanan wilayah masing-masing mulai Jumat (28/3) atau saat prosesi ritual penyucian benda-benda sakral ke pantai atau Melasti, menyongsong tahun baru umat Hindu.

Umat Hindu di Kota Denpasar dalam ritual Melasti itu akan memadati dua kawasan pantai di antaranya Pantai Padanggalak di Sanur dan Pantai Kuta di Kabupaten Badung.

Sehari menjelang Hari Raya Nyepi atau disebut Pengerupukan, pecalang juga akan turun untuk melakukan pengamanan membantu polisi saat kegiatan arak-arakan “ogoh-ogoh” atau patung raksasa yang diarak keliling desa.

Untuk itu keberadaan pecalang turut membantu pihak kepolisian dalam menjamin kelancaran pelaksanaan rangkaian ritual termasuk puncak hari raya.

Pecalang nantinya akan berpatroli keliling wilayah setempat untuk memastikan keamanan saat Nyepi.

Tak hanya itu, pada jika ada warga yang membutuhkan pertolongan ke rumah sakit, misalkan untuk melahirkan atau mendapatkan pertolongan medis saat Nyepi, persatuan pecalang kota Denpasar juga diinstruksikan agar dapat memberikan bantuan untuk mempermudah akses.

Pada saat Hari Raya Nyepi, suasana sejumlah sudut di Pulau Dewata layaknya kota mati. Tidak ada kesibukan seperti hari biasa.

Umat Hindu melaksanakan “Catur Brata” Penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menggunakan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mengadakan hiburan). AN-MB