Denpasar (Metrobali.com)-

Gonjang-ganjing perolehan suara dalam Pilgub Bali 15 Mei lalu akhirnya dijawab Tim Pemenangan pasangan Anak Agung Ngurah Pusapyoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS). Berdasarkan formulir C1 otenik yang direkapitulasi diketahui paket yang diusung PDIP itu unggul suara dari rivalnya Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta).

Kepada wartawan, tim hukum PDIP membeberkan secara keseluruhan perolehan suara paket PAS adalah 1.065.009 atau setara 50,04 persen. Sementara Pasti-Kerta mengumpulkan suara sebanyak 1.063.174 atau 49,96 persen. “Dengan demikian, pasangan PAS unggul 1.835 suara dari pasangan lain,” sebut Arif Wibowo di Sekretariat DPD PDIP Bali, Jalan Moncong Putih, Renon, Denpasar, Rabu 22 Mei 2013.

Arif mengungkapkan, selama ini pihaknya enggan mengumbar data perolehan suara karena senantiasa mengedepankan prinsip keharmonisan dalam setiap langkah politik. Lagi pula, kata dia, PDIP tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, sekecil apapun informasi yang dilansir haruslah akurat dan tepat sehingga tidak membingungkan masyarakat.

“Data ini berdasarkan formulir C1 yang otenik dari 6.371 TPS dan tidak mengada-ada. Ini bukan semata hasil penghitungan tim, melainkan juga penghitungan dari kawan-kawan mahasiswa yang independen,” tegas Arif.

Diungkapkan, formulir C1 tersebut langsung dikumpulkan setelah pelaksanaan pemungutan suara 15 Mei lalu. Selanjutnya tim melakukan verifikasi dan rekapitulasi. “Kami menghitung, mengecek dan melakukan uji akurasi. Dan hasilnya seperti disebutkan tadi,” tambahnya.

Dilanjutkan, hasil rekapitulasi tersebut akan dijadikan dasar terhadap rekapitulasi di tingkat KPUD Kabupaten/Kota dan provinsi.

Sementara itu, Arteria Dahlan menegaskan, meski telah terjadi koreksi dan manupulasi dari pihak-pihak tertentu, PAS masih unggul. “Selisihnya memang tipis. Tetapi setiap suara wajib dipetanggungjawabkan. Siapapun yang memanipulasi, pasti akan ketahuan,” kata Arteria. Ia juga membeberkan banyak dugaan berdasarkan investigasi dan temuan tim yang disebarkan ke sembilan kabupaten/kota se-Bali. Selain adanya praktik money politics, ditemukan juga intimidasi, mobilisasi dinas-dinas tertentu seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial dan black campaign berbau SARA.

Kecuali itu, ditemukan juga keterlibatan para kepala desa dan kepala dusun yang mengambil paket bantuan dari calon lain. Celakanya lagi, ditemukan pula ratusan TPS yang jumlah pemilihnya melebihi DPT. Wakil Sekjen DPP PDIP Hasto Kistianto kembali menegaskan, formulir C1 yang telah dikumpulkan dan diverifikasi itu nantinya akan disandingkan dengan data KPU kabupaten/kota pada rapat pleno yang akan digelar besok, Kamis 23 Mei 2013.

“Ini data yang sangat akurat dan tidak asal diklaim. Sejak awal kami melakukan verifikasi, inputing dengan prinsip kehati-hatian,” tandasnya. BOB-MB