PBB, New York (Metrobali.com) –

Simpanan makanan makin kurang di Republik Afrika Tengah (CAR), kata seorang juru bicara PBB pada Selasa (4/2).

Juru bicara tersebut menambahkan Program Pangan Dunia PBB (WFP) berencana memulai pengiriman pangan melalui udara ke negara Afrika itu akibat ketidak-amanan di darat.

Di Bangui, Ibu Kota CAR, simpanan-pangan darurat WFP sudah tinggal sedikit “dan pasokan cuma tersedia untuk satu pekan”, kata Martin Nesirky, Juru Bicara sekretaris jenderal PBB, kepada wartawan di Markas PBB, New York, dalam taklimat harian.

Karena angkutan darat tak tersedia akibat kondisi tidak aman, “WFP sekarang bersiap untuk mulai mengkut makanan melalui udara dari Douala di Kamerun, meskipun biaya angkutan makanan melalui udara lima kali lebih mahal dibandingkan dengan angkutan melalui darat”, kata Nesirky.

Rencana tersebut bertujuan mengangkut 2.000 ton meter makanan –kebanyakan beras– yang diangkut ke Bangui dalam waktu satu bulan dari Douala, kota terbesar di Kamerun.

“Satu pesawat akan melakukan penerbangan harian ke Bangui untuk mengangkut sampai 100 ton meter dalam setiap penerbangan,” kata Nesirky, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Juru bicara itu mengatakan Misi Pendukung Internasional di Republik Afrika Tengah (MISCA), pimpinan Afrika, telah mengirim satu lagi unit pengawal bersenjata ke perbatasan antara CAR dan Kamerun, yang diperkirakan sampai di perbatasan tersebut paling lambat Selasa.

“Ada 43 truk yang membawa makanan WFP yang terhalang di perbatasan akibat kondisi tidak aman,” katanya.

Sementara itu, Nesirky Dana Anak PBB (UNICEF) dan semua mitra akan mendirikan ruang sementara untuk lebih dari 200.000 anak yang kehilangan guna memungkinkan mereka kembali ke sekolah.

Ia juga mengutip Kantor PBB Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA) bahwa seruan kemanusiaan buat CAR masih kekurangan dana.

Negara donor hanya menjanjikan 60 juta dolar AS, atau 11 persen dari 551 juta dolar yang diminta, kata Nesirky.

CAR termasuk negara paling miskin di dunia dan telah dilanda konflik bersenjata selama satu dasawarsa.

Lonjakan kerusuhan pada Desember 2013 menambah parah situasi dan saat ini separuh dari 4,6 juta warga CAR sangat memerlukan bantuan. Hampir satu juta orang telah menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, setengah dari mereka berada di Ibu Kota CAR, Bangui.

Lebih dari 245.000 warga Republik Afrika Tengah telah mengungsi ke negara tetangga. (Ant/Xinhua-OANA)