Para jurnalis Haiti bertiarap untuk menghindari terkena tembakan pada saat bentrokan antara polisi dan demonstran anti pemerintah di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (31/10).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (1/11) menyatakan keprihatinan tentang kekerasan yang menargetkan wartawan di Haiti. Laporan PBB mengkonfirmasi sekurangnya 42 tewas dan 86 cedera selama protes anti-pemerintah yang telah mengguncang negara selama berbulan-bulan.

“Laporan-laporan menunjukkan bahwa pasukan keamanan bertanggung jawab atas 19 kematian sementara sisanya dibunuh oleh orang-orang bersenjata atau pelaku yang tidak dikenal,” kata juru bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan.

Menurut PBB, seorang wartawan tewas dan sembilan lainnya cedera saat melakukan pekerjaan mereka.

Pada bulan Oktober, seorang reporter VOA di Port-au-Prince mengatakan pergelangan tangannya dipelintir oleh seorang perwira Polisi Nasional untuk mencegahnya merekam video dari ponsel mengenai pertengkaran antara dua petugas selama demonstrasi.

Amnesty International minggu ini juga menyatakan keprihatinan mengenai kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di negara Karibia itu.(my/pp)