Jembrana (Metrobali.com)-

Bunga Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri”. Dan guna menghargai perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, Bupati Jembrana I Putu Artha, Senin (23/12) meresmikan patung pahlawan Lettu Dwinda di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara.

 Hadir dalam peresmian patung dengan tinggi 4,5 meter itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, anggota forum komunikasi pimpinan daerah, keluarga besar pejuang almarhum dan kepala SKPD di lingkup Pemkab Jembrana.

 Kepala Kantor LHKP Jembrana, I Made Widana mengatakan pembangunan patung tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp.197.757.000. Menurutnya patung dilahan seluas 500 meterpersegi itu berbahan mill.

 Sementara itu, Bupati Jembrana I Putu Artha dalam sambutannya menyambut baik pembangunan patung Lettu Dwinda itu. karena patung tersebut menunjukkan sebuah pengakuan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa pahlawannya. “Sekarang saatnya generasi muda penerus perjuangan bangsa bekerja keras  untuk mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai pembangunan yang tujuannya mensejahterakan rakyat dan menanamkan rasa patriotisme di kalangan generasi muda” ujar Artha

 Untuk diketahui, Lettu Dwinda,memiliki nama lengkap, I Gusti Putu Dwinda. Lahir tahun 1924 di Desa Dauhwaru, Jembrana. Ia putra pertama dari pasangan I Gusti Nyoman Sulem dan Dewa Ayu Menuh. Gusti Putu Dwinda bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) dengan pangkat Sodhanco (letnan dua). Setelah Jepang hengkang dari Indonesia, I Gusti Putu Dwinda bergabung dengan pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melawan penjajah Belanda. I Gusti Putu Dwinda sendiri pernah terlibat pertempuran melawan penjajah Belanda di Candikusuma, Gilimanuk dan Negara.

 Tanggal 17 November 1946 I Gusti Putu Dwinda bergabung dengan pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai di Tabanan dan I Gusti Putu Dwinda ditunjuk sebagai Komandan Batalion pasukan Ciung Wanara. Dan pada tanggal 20 Nopember terjadi pertempuran hebat di Margarana Tabanan yang dikenal dengan Puputan Margarana. I Gusti Putu Dwinda gugur bersama pejuang lainnya pada usia 22 tahun. MT-MB