Membuka Seminar Internasional di Grand Inna Hotel Kuta

Denpasar (Metrobali.com)-

Perkembangan yang pesat di bidang sains maupun teknologi telah menghasilkan banyak hal hal yang bernilai tinggi bagi kemajuan peradapan manusia, termasuk teknologi komunikasi yang membuat dunia menjadi semakin sempit karena informasi dapat tersebar dengan sangat cepat keseluruh penjuru dunia. Banyak hasil penelitian para imuwan yang luar biasa namun sayangnya  tidak semua hasil penelitian dapat diaplikasikan langsung di masyarakat  mengingat setiap tempat memiliki karakter serta kondisi yang berbeda beda.

Hal tersebut juga sering terjadi di Bali, dimana kultur dan kondisi masyarakat Bali memiliki kekhususan. Dalam melaksanakan pembangunan Bali  Pemprov mengacu pada 5 filosofi dasar yang meliputi  pro growth, pro poor, pro job, pro environment serta pro culture. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat memberi sambutan serta membuka acara Seminar International dalam Bidang Sains dan Teknologi  ke -3 ( The 3rd Bali International Seminar On Science and Technology) di Hotel Grand Inna Kuta Bali Kamis (15/10).

Namun dari kelima filosofi tersebut yang paling menjadi titik berat adalah pro culture dan pro environment. Sehingga hasil penelitian ataupun inovasi yang diaplikasikan di Bali harus memperhatikan budaya serta lingkungan Pulau Bali. “Seringkali secara teknis sebuah teknologi bisa diaplikasikan di Bali namun secara nyata hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terbentur  dengan kondisi budaya dan lingkungan masyarakat Bali,” imbuhnya.

Pastika   menambahkan  Seminar yang mengangkat tema “Towards Fundamental and Applied Reseach for Socio- Enviromentally Safe Industrial Development” juga amat sejalan dengan konsep Tri Hita Karana yang dianut masyarakat Bali, dimana akan terbentuk keselarasan hidup antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia itu sendiri serta manusia dengan alam lingkungan sekitarnya.

Mengakhiri sambutannya orang nomor satu di Bali ini mengajak para akademisi serta  para peneliti untuk bekerja menghasilkan inovasi maupun teknologi baru yang nantinya akan sesuai untuk diaplikasikan di Bali dan sesuai dengan 5 fundamental dasar dalam pembangunan Bali. Tak lupa pula Pastika mengajak para peserta seminar untuk meluangkan waktu padat mereka disela sela pelaksanaan seminar untuk menikmati alam serta keunikan budaya Bali dan hasil karya seniman Bali yang luar biasa. Pulau Bali itu pulau yang kecil namun memilki keindahan dan budaya yang luar biasa.  “ Bali itu seperti sebuah kayu kecil yang dipahat menjadi sebuah patung yang teramat indah sehingga ia memiliki nilai jual yang amat tinggi ” pungkasnya.

Sementara itu Direktur Politeknik Negeri Bali Ir Made Mudhiana,MT dalam sambutannya menyampaikan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor sumber daya lam, sumber daya manusia serta kemampuan faktor SDM dalam mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tak kalah pentingnya perkembangan teknologi yang pesat juga memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Teknologi yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang tentu saja akan berbeda dengan teknologi yang dibutuhkan oleh negara maju.

Negara Indonesia sebagai sebuah negara berkembang memerlukan teknologi dimana teknologi yang dihasilkan adalah hasil dari sebuah penelitian yang nantinya akan disesuikan dengan kondisi masyarakat sehingga mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang ada  di negara kita.  Mudhiana menambahkan Politeknik Negeri Bali dengan menggandeng Universitas Pembangunann Nasional (UPN) Veteran Surabaya menyelenggarkan seminar ini dalam upaya memberikan fasilitas serta ruang kepada para peneliti untuk mempresentasikan hasil penelitain serta inovasinya serta sebagai ajang bertukar pikiran antar sesama peneliti dan juga membangun kerjasama yang baik dalam upaya menemukan solusi dari permasalahan yang ada di tengah tengah masyarakat. Seminar yang akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 15-17 Oktober 2015 ini diikuti oleh peserta yang berasal dari 9 negara yang terdiri dari 202 peserta, 5 pembicara utama yang diantaranya  berasal dari Taiwan dan  Jepang, serta 48 peneliti /akademisi  yang akan mempresentasikan hasil kajian ilmiah dan hasil penelitiannya . AD-MB