simakrama gubernur

Karangasem (Metrobali.com)-

Merujuk kepada data angka kemiskinan di Kabupaten Karangasem yang masih merupakan juru kunci wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Bali yaitu diatas 6% dimana angka tersebut lebih tinggi dari  tingkat angka kemiskinan rata rata di  Provinsi Bali yang berada di kisaran  4,7 % , maka masih diperlukan   berbagai upaya melalui program unggulan Bali Mandara sehingga dapat menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten yang  berlokasi di Bali timur tersebut.

Karangasem termasuk dalam tiga kabupaten di Bali yang memiliki angka kemiskinan di atas rata rata angka kemiskinan Propinsi Bali bersama dua lainnya yaitu Kabupaten Bangli, Buleleng  dan Karangasem. Untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan ini harus dibangun sinergitas dan integritas seluruh pemangku kepentingan  baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat. 

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat mengawali pelaksanaan Simakrama Gubernur Bali yang mengambil tempat  di Wantilan UPTD Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Desa Menanga Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem,  Sabtu (31/10). 

Lebih lanjut Pastika menyampaikan bahwasannya semua program yang digelontorkan baik pihak kabupaten maupun propinsi hanyalah demi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat memiliki hak untuk sejahtera dimana sejahtera dimaksud meliputi adanya keamanan, perlindungan, pendidikan, kesehatan serta pekerjaan yang layak.  “ Untuk itu mari bekerja bersama sama, bina sinergitas dan tidak ada egoisme sehingga program pembangunan tidak terputus putus,” pungkasnya.

Sementara itu Penjabat  Bupati Karangasem Ida Bagus Ardha dalam laporannya dalam simakrama kali ini menyampaikan tentang tingkat pelaksanaan program unggulan Bali Mandara di Kabupaten Karangasem. Untuk  program Simantri yang digelontorkan pada tahun 2009  hingga tahun 2015 telah terbentuk 67 Gapoktan dimana   penganggaran berasal dari  Propinsi sebesar 14 Milyar dan untuk program bedah rumah sejak tahun2007  hingga 2015 telah dibangun sekitar 6 572 rumah bagi warga miskin dengan penganggaran dari APBD Provinsi maupun Kabupaten Karangasem dan juga melalui sinergi dengan program CSR pihak swasta.

Untuk saat ini, disampaikan Arda,   masih terdapat  sekitar 3 940 unit rumah yang belum dibangun sehingga Arda tetap mengharapkan kucuran dana dari  pemerintah provinsi  guna memepercepat  pengentasan kemiskinan di Kabupaten yang ia pimpin selama menjadi penjabat bupati.

Ia juga melaporkan tentang kekeringan yang terjadi di sejumlah tempat akibat kemarau yang panjang serta belum optimalnya fungs dari bendungan Telaga Waja sebagai sumber  air minum bagi warganya. Mengakhiri laporannya Arda melaporkan tentang persiapan pemilukada yang akan dilaksanakan Karangasem pada tanggal 9 Desember mendatang dimana untuk Pemilukada kali ini telah tercatat 382 455 pemilih yang nantinya akan menyalurkan hak pilihnya di 923 TPS yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Karangasem.

Simakrama Gubernur Bali yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta  ini mendapat antusias yang tinggi tidak hanya dari warga di Kabupaten Karangasem tetapi juga dari luar Karangasem bahkan dari luar Pulau Bali dimana hal ini dibuktikan dengan bervariasinya  asal para penanya diantaranya  berasal dari Denpasar, Badung, Bangli bahkan Bengkulu.

Sebagian besar para penanya mempertanyakan tentang infrastruktur terutama jalan seperti yang diungkapkan I Wayan Suarna dari Karangasem yang mempertanyakan tentang nasib jalan yang menghubungkan Tubakal ( Karangasem  ) dengan Kebon ( Bangli ) ia berharap jalan ini menghubungkan dua kabupaten namun sampai saat ini belum terealisasi.

Hal yang sama juga disampaiakn Wayan Suarka yang berasal dari Kuta Legian yang mengeluhkan rusaknya Jalan menuju objek wisata Amed dan Tulamben,yang merupakan jalur pariwisata. Menanggapi hal tersebut Gubernur meminta pihak terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum baik tingkat Kabupaten maupun Provinsi untuk bersinergi segera menindaklajutinya. Mengingat kedua jalan tersebut memegang peranan amat penting bagi kesejahteraan masyarakat terutama jalur Amed dan Tulamben. “Jalan ke tempat pariwisata harus diperbaiki segera karena kita hidup dari sektor itu,“ imbuhnya.

Tampil pula dalam simakrama kali ini Lanang Sudira dari Gianyar yang mempertanyakan tentang keberadaan kartu sakti yang digelontorkan oleh Presiden Jokowi. Kartu Sakti yang terdiri dari Kartu Indonesia Sehat ( KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta Kartu Kejahteraan Sosial  ( KKS) yang ia nilai penggunaannya belum jelas serta fungsinya masih rancu.

Dalam hal ini Pastika menginstruksikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali I Nyoman Wenten untuk memberikan penjelasan akan keberadaan kartu sakti tersebut. Menurut Wenten, pihaknya telah melakukan pengecekan  ke Kementrian Sosial mengenai ketiga kartu tersebut dan dari pihak kementrian menyatakan hal tersebut masih dalam proses pendataan.

Wenten mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu proses yang sedang berjalan. Ia berjanji pihkanyaakan terus melakuakn koordinasi dengan semua pihak terkait sehingga apa yang diprogramkan akan dapat terlaksana dan masyarakat segera dapat memperoleh hak mereka.  Berikutnya hadir pula sebagai penanya I Wayan Dana dari Bebandem yang menyoroti alat peraga kampanye dari 3 kandidat calon Bupati/ wakil Bupati yang akan maju di Pemilukada Karangasem dimana menurutnya ada satu calon yang alat peraga kampanyenya menyalahi peraturan  yang telah dikeluarkan KPU.

Menanggapi hal tersebut Pastika menginstruksikan agar Pj Bupati Ida Bagus Ardha yang salah satunya tugasnya adalah memfasilitasi Pilkada untuk segera berkoordinasi dengan KPU serta Banwaslu agar hal hal yag melanggar aturan tidak sampai menimbulkan masalah dan merusak suasana damai. Gubernur juga menghimbau agar para calon dan pendukungnya tetap menjaga suasana kondusif  . “Jangan ada yang curang dan dicurangi, bersainglah dengan jujur,“ imbuhnya. Sebagai penutup hadir penanya yang merupakan transmigran Bali yang tinggal di Bengkulu. Transmigran yang bernama Sang Putu Bengkulu  mempertanyakan tentang upaya yang harus dilakukan dalam mengajegkan keberadaan  agama Hindu di luar Pulau Bali . Dalam kesempatan ini Pastika yang dulu juga pernah menjadi transmigran di Bengkulu menjelaskan bahwasannya agama Hindu adalah agama yang universal, bisa tumbuh dan hidup dimana saja.

Dalam hal pelaksanaan  ritual tidaklah harus sama, karena pelaksanaan ritual antara satu desa  dengan desa lainnya belum tentu sama Di Bali saja pelaksanaan ritual di masing masing Desa Pekraman tidaklah sama, tiap desa pekraman  memiliki ritualnya masing masing  begitu pula halnya ritual Hndu di Bali tidak sama dengan ritual di Sumatra. Hal tersebut akan disesuiakan dengan kondisi dari masing masing tempat.

Simakrama yang dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 ini juga dihadiri pula oleh Ibu Ayu Pastika, Sekda Propinsi Bali, Perwakilan dari DPRD Propinsi Bali, Ketua MUDP Propinsi Bali, Pejabat Struktural  di Lingkunagn Pemerintah Propinsi Bali dan Kabupaten Karangasem serta masyarakat Karangasem diakhiri dengan Puja Tri Sandya dan makan siang bersama, sebelum selanjutnya Gubernur Pastika menginap di salah satu penerima bedah rumah di desa Menanga.AD-MB