Singaraja (Metrobali.com)-

Pasangan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta fokus pada program pembangunan Bali Mandara (Maju, Aman, Damai, dan Sejahtera) jilid II selama kepemimpinannya pada periode 2013-2018.

“Program Bali Mandara II ini perhatian pemerintah provinsi dan kabupaten kembali ke pertanian,” kata Pastika saat bertatap muka dengan masyarakat di GOR Sangga Ulangun, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Sabtu (31/8).

Gubernur yang baru dilantik, Kamis (29/8) lalu itu mengemukakan bahwa sektor pertanian menjadi andalannya karena Provinsi Bali menjadi pintu koridor V untuk pariwisata dan ketahanan pangan dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Dalam MP3EI, Bali menjadi pintu koridor untuk pariwisata dan ketahanan pangan, kita harus mampu dukung program itu,” ujar gubernur yang baru dilantik kedua kalinya masa jabatan 2013-2018.

Dia menjelaskan bahwa program Sistem Pertanian Terintegrasi atau Simantri akan dioptimalkan untuk memaksimalkan sektor pertanian di Pulau Dewata.

“Pertama Simantri dulu. Kita ajari masyarakat untuk kembali ke pertanian dan mau bertani,” ucap mantan Kepala Polda Bali itu.

Gubernur yang lahir di Desa Sanggalangit, Buleleng itu mengharapkan generasi muda kembali melakoni sektor pertanian yang selama ini ditinggalkan karena sebagian besar memilih sektor pariwisata.

“Generasi muda diharapkan kembali ke pertanian. Kami akan lakukan segala kemungkinan untuk memperkuat sektor itu karena lahan pertanian masih luas khususnya di Gerokgak,” ucapnya.

Dalam simakraman itu, Pastika juga menyerahkan 5.000 bibit jeruk Keprok khas Buleleng kepada sejumlah petani di kabupaten terluas di Bali itu.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnu Ardana menambahkan bahwa tahun 2014, pihaknya telah menyiapkan 30 ribu bibit jeruk kepada para petani di Tejakula, Buleleng.

“Kami sudah siapkan bibit itu. Mohon disiapkan ketentuan proposalnya,” ujarnya.

Kawasan Tejakula, kata dia, telah lama dikenal sebagai kawasan penghasil jeruk dari kabupaten di Bali Utara itu.

Potensi itu kembali menggeliat lima tahun terakhir setelah serangan hama sekitar tahun 1980’an menyerang tanaman jeruk.

“Lima tahun belakangan kondisinya sudah aman dan kami mulai kembangkan jeruk keprok lebih luas,” ucapnya.

Tatap muka yang rutin digelar setiap sebulan sekali itu merupakan simakraman pertama setelah Pastika dilantik menjadi gubernur yang kedua kalinya bersama dengan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta yang turut mendampingi.

Sejumlah pejabat eksekutif dan anggota DPRD Provinsi Bali juga turut hadir serta komponen masyarakat setempat. AN-MB