Denpasar (Metrobali.com)-

Ada hal menarik dalam debat kandidat Gubernur Bali 2013-2018 yang disiarkan langsung Metro TV, Jumat (10/5). Pembawa acara debat menanyakan kepada pasangan Made Manglu Pastika-Ketut Sudikerta soal korupsi dan nepotisme jika nanti terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubenur Bali 2013-2018.

‘’Apakah Bapak siap mundur menjadi Gubernur Bali, jika terbukti terlibat korupsi dan nepotisme,’’ tanya pembawa acara debat Bali Memilih di Metro TV kepada pasangan Pasti-Kerta.

Mangku Pastikapun menjawab, ‘’Bukan hanya mundur. Saya kira kita siap dihukum. Kalau Cuma mundur kan sederhana. Bukan itu saya kira. Konsukuensi dari perbuatan korupsi adalah suatu kejahatan yang luar biasa, bukan hanya mundur tapi harus dihukum’’.

Dalam debat kandidat itu, mantan Kapolda Bali ini memaparkan akan melanjutkan berbagai program unggulan yang sudah dilaksanakan pada periode sebelumnya seperti penyempurnaan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Sistem Pertanian Terintegrasi, Bedah Rumah dan program lainnya untuk menyeimbangan pendapatan ekonomi masyarakat dan mengatasi kesenjangan pariwisata sehingga dapat terwujud masyarakat yang adil dan sejahtera.

Sementara itu, Prof Ikrar Nusa Bhakti juga mengatakan berdasarkan pengalamannya beberapa kali menjadi panelis debat kandidat, baru di Bali ini ada kandidat yang tidak hadir, padahal jadwal sudah disepakati. ‘’Ini pertama kali terjadi di Indonesia,’’ kata Ikrar Nusa Bhakti.

Tidak Meminta Otonomi Khusus

Mangku Pastika dalam pemaparan visi dan misinya mengatakan, pihaknya tidak meminta yang namanya otonomi khusus seperti yang ada di Papua atau di Aceh. Kita ingin di Bali ini diatur secara khusus sebagai suatu daerah istimewa yang mempunyai keunikan yang luar biasa. Iitu yang kita harapkan agar kita bisa mengelola ruang orang arus barang dan jasa dan sebagainya melalui satu pintu di provinsi. Sehingga demikian Bali yang kecil ini tidak terpecah pecah, tidak terkotak kotak dan itu sangat merugikan Bali kedepan,’’ kata Mangku Pastika.

Dalam bidang keamanan, pihaknya akan melibatkan atau memakai TNI dan POLRI untuk ikut dalam mengamankan Bali. Karena memang tugas mereka seperti itu. ‘’Melalui pembangunan keamanan yang berstandar internasional kita memberikan peralatan peralatan dan pelatihan dan sistem yang baik dalam memelihara keamanan di pulau Bali ini,’’ katanya.

Dikatakan, banyak sekali event yang harus mereka amankan. Mengenai ormas silahkan berada, akan tetapi bukan itu yang paling dipentingkan untuk menjaga keamanan Bali. Di Bali ada juga namanya pecalang. Petugas pecalang yang ada di masing-masing banjar dan desa adat ini yang paling awal mengamankan masing-masing wilayahnya.

Ketut Sudikerta mengatakan, siap melaksanakan tugas tugas sebagai wakil gubenur jika terpilih nanti. Pada prinsipnya siap menjalani tugas tugas wakil karena saya sudah pengalaman 8 tahun menjadi wakil dan selalu harmonis. Tidak ada tumpang tindih dan saya tidak pernah berkelahi antara bupati dengan saya,’’ katanya.

Selebihnya Sudikerta mengatakan, ‘’Saya murni ingin mengabdikan diri saya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Badung. Sekarang mendampingi bapak Made Mangku Pastika saya ingin kesejahteraan masyarakat Bali tanpa tedeng aling-aling. Pasti konsisten dengan apa yang saya ucapkan. Belum saya menjabat sebagai wakil gubernur saya sudah menjalankan tugas tugas sebagai wakil gubernur’’. RED-MB