Gema Perdamaian

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika tidak hentinya-hentinya mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat dari berbagai agama dan kepercayaan yang ada di Provinsi Bali bahwa peringatan gema perdamaian yang telah rutin dilakukan adalah wujud keharmonisan seluruh dunia sehingga komunikasi dan komitmen untuk menjaga perdamaian tersebut harus tetap dijaga. Hal ini disampaikan Gubernur Pastika dalam sambutannya dalam acara Gema Perdamaian XII, Sabtu (11/10) di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon, Denpasar.  “Kita tidak boleh bosan untuk mengkumandangkan gema perdamaian karena damai dan harmoni tidak jatuh dari langit, harus kita usahakan, pertahankan dan pupuk dengan cinta kasih sesama umat manusia ciptaan Tuhan di dunia”, ujarnya. Pastika menambahkan bahwa kedamaian yang diharapkan tidak begitu saja terbentuk, semua pihak harus bertemu, berdialog, berbicara satu sama lain dari hati ke hati dengan persamaan sama posisi dan derajat diantara sesama umat manusia, sebab tanpa rasa tersebut perdamaian akan sulit dicapai. 


Menurut Pastika acara gema perdamaian tetap relevan sebab sebagai manusia selalu mendambakan perdamaian di tengah-tengah kemelut dunia seperti saat ini dimana sekelompok orang  memonopoli kebenaran dan memaksakan kehendaknya kepada orang lain. “Ini merupakan acara yang sangat relevan apalagi kita sebagai orang Bali yang Santi lan Jagadhita, damai dan sejahtera itulah dambaan kita, kita harus memberikan kesadaran kepada orang-orang bahwa kita adalah bersaudara kita sesungguhnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sama Harkat dan martabatnya sehingga tidak ada alasan untuk kita memonopoli kebenaran”,himbaunya. Melalui momentum penyalaan obor bersama Gubernur Pastika  juga mengajak semua yang hadir untuk bersama menyalakan api kesadaran akan perdamaian untuk menjaga dunia serta menjaga umat manusia dengan menghilangkan amarah, iri, dendam, serakah dan kesombongan. Gubernur Pastika yang ditemani Wagub Sudikerta juga berkesempatan untuk menuliskan pesan damai diatas kanvas.


Ketua Panitia, Made Suryawan menyampaikan bahwa ini merupakan Gema Perdamaian ke XII yang rutin dilaksanakan setiap tahun, dengan tema menggemakan perdamaian dari Bali untuk dunia yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Suryawan meyakini doa yang akan dilantunkan akan sangat bermanfaat karena berasal dari perbedaan-perbedaan yang ada baik dari segi agama maupun etnis sehingga nantinya akan mampu menghasilkan energi keharmonisan. Ia menambahkan bahwa gema perdamaian ini juga sebagai wujud doa untuk mengenang dan mendoakan korban bom Bali yang terjadi di tahun 2002 silam sehingga nantinya diharapkan tidak akan terjadi lagi tragedi-tragedi kemanusiaan yang merenggut banyak korban jiwa.


Dalam kesempatan tersebut juga diadakan upacara Pada Yatra yang dilakukan dengan membentangkan bendera merah putih dengan panjang 100 meter diikuti oleh semua peserta dari berbagai kalangan agama  yang ada di Provinsi Bali mengelilingi monumen perjuangan bajra sandi dimana diharapkan semua agama serta semua lapisan masyarakat dapat bersinergi dan bersatu padu untuk mengkumandangkan gema perdamaian.


Gubernur Pastika juga berkesempatan melantik dua duta perdamaian yakni brahmacarya agus indra udayana dan ayu laksmi yang  nantinya diharapkan akan ada 300 lebih duta perdamaian yang berasal dari semua provinsi, agama dan etnis sehingga bisa menggemakan perdamaian di seluruh dunia.Puncak acara tersebut dilakukan doa perdamaian secara bergiliran dari seluruh pemuka agama yang hadir selama 2 menit yang terdiri dari agama Budha,  Islam, Hindu, Katolik, Konghucu, Kristen Protestan dan perwakilan kepercayaan spiritual serta doa bersama yang dilakukan oleh semua peserta yang hadir selama 7 menit yang dilanjutkan dengan pelepasan 10 balon damai sebagai komitmen untuk mewujudkan perdamaian.


Acara ditutup dengan penganugerahan satya lencana satya  kepada Gubernur Bali, Pangdam Kodam IX Udayana, Kapolda bali, Ida pedanda se-bali tianyar dan ketua FKUB sebagai wujud kesetiaannya dalam mewujudkan perdamaian yang dianugerahkan langsung oleh ketua gerakan moral dan konsolidasi. 
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ibu Ayu Pastika, Ibu Dayu Sudikerta, Pangdam IX Udayana, penglingsir puri sejebag Bali, Ketua PHDI, FKUB, MUDP serta semua lapisan masyarakat dari berbagai agama dan kalangan. AD-MB