Denpasar (Metrobali.com)-
Kandidat Gubernur Bali yang diusung koalisi Golkar-Demokrat dan tujuh partai lainnya, Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) menggelar kampanye perdananya. Pagi tadi ia menggelar persembahyangan di Pura Jagatnatha, Denpasar.

Sore hari, keduanya menggelar doa perdamaian Pilgub Bali yang dipusatkan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

Pada acara yang dihadiri sekitar seribu orang itu, hadir Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto. Dalam pidato politiknya, Wiranto menyebut dukungannya kepada Pasti-Kerta berangkat dari kesadaran dan hati nurani.

“Bukan karena waktu saya menjabat Menhan dan Pangab, dulu itu anak buahnya, pasti didukung. Atau ada anggapan dikasih segepok duit. Tidak juga,” tegas Wiranto, Selasa 30 April 2013.

Menurut dia, ada satu kesadaran bahwa Bali bukan hanya milik untuk orang Bali. Bali, sambung Wiranto, milik masyarakat Indonesia, bahkan dunia internasional. “Ini milik kita bersama. Harus diciptakan satu kondisi hebat. Hebat itu kepanjangan dari Harmonis, edukatif, bersih, aman, tentram,” kata dia.

Bali, imbuh Wiranto, memiliki momentum bagus untuk meneruskan kepemimpinan Pasti-Kerta. “Momentum yang baik ini jangan diganggu, jangan nengok ke kanan kiri cari pemimpin lain, nakhoda lain, yang belum tentu lebih bagus dari yang kita punya ini. Jangan kita berpikir sopir ini diganti atau tidak, kita coba diganti,” katanya.

Usai Wiranto giliran Pasti-Kerta naik podium. Pastika mengaku enggan membeberkan lebih jauh visi misinya. Ia menyerahkan penjabaran visi misi kepada Sudikerta. “Saya kira, saya tidak perlu menjelaskan visi misi saya lagi. Biar Pak Sudikerta yang menjelaskan,” kata Pastika.

Mendapat kesempatan, Sudikerta langsung angkat bicara. Ia mengatakan jika di desa-desa Pasti-Kerta dikampanyekan negatif. “Pasti-Kerta di-black kampain. Agar tak terkontaminasi, bapak ibu yang meng-counter isu-isu tersebut,” pinta Sudikerta. Ia berharap Bali Mandara Jilid II dapat dilanjutkan. Namun, Sudikerta tak menjabarkan visi misi seperti diminta Pastika. Usai berbicara itu, Sudikerta kembali menyerahkan kesempatan kepada Pastika.

Menurut Pastika, kesempatan yang diberikan kepada Sudikerta sesungguhnya untuk mengetes Sudikerta. “Saya ingin ngetes, karena sudah saatnya kernet yang baik naik menjadi sopir,” kata Pastika.

Menurut Pastika, programnya diarahkan menuju Bali Mandara, Bali yang agung, besar dan suci, the great Bali. “Program harus berjalan dengan baik, bertahap dan berlanjut. Bali mandara jilid I landasan kokoh untuk menuju Bali Mandara Jilid II untuk selanjutnya menuju Bali yang agung,” jelas dia.

Pada kesempatan itu, Pastika selalu meledek Sudikerta dengan nyanyian yang dinyanyikan Eka Jaya, “Selem Manggis”. “Kalau saya jadi gubernur, tiap hari kerjaannya hanya ketawa saja,” ucap Pastika terpingkal-pingkal.

Salah seorang warga Ketut Gunastra yang kebetulan berolahraga di Lapangan Puputan Renon, memuji kampanye ala Pasti-Kerta ini. Para pendukungnya duduk rapi sambil mendengarkan ceramah spritual dan mendengarkan visi misi Bali Mandara. ”Kampanyenya tertib, tidak mengganggu masyarakat yang berolah raga, semua jadi lancar,” kata Gunastra. BOB-MB