Jakarta (Metrobali.com)-

Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Edy Hermantoro menjamin pasokan bahan bakar minyak dalam kondisi aman menjelang kenaikan harga komoditas tersebut yang direncanakan dalam waktu dekat.

“Ketersediaan BBM cukup,” katanya di Jakarta, Senin (10/6).

Pemerintah berencana menaikkan harga premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter dan solar dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 per liter.

Menurut Edy, alokasi BBM yang sebelumnya ditetapkan dalam APBN 2013 hanya 46,01 juta kiloliter, sudah bertambah menjadi 48 juta kiloliter dalam RAPBN Perubahan 2013.

Penambahan kuota BBM tersebut sudah memperhitungkan kondisi riil penyaluran dan juuga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi ke depan.

“Alokasi 48 juta kiloliter sudah melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” katanya.

Selain juga, UU Migas telah mengamanatkan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan BBM di masyarakat.

Kendati demikian, lanjutnya, Pemerintah terutama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) juga mengantisipasi kemungkinan penimbunan BBM jelang kenaikan harga.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak membeli BBM secara berlebihan,” katanya.

Di sisi lain, Edy mengatakan bahwa Pemerintah juga sudah dan akan terus melakukan berbagai macam sosialisasi rencana kenaikan harga BBM jenis premium dan solar.

“Sosialisasi sudah jalan seperti penjelasan di media dan langsung pada acara-acara di tingkat akademisi dan kelompok masyarakat,” ujarnya.

Kantor Wakil Presiden juga menerbitkan tiga buku bertema “Bersama-Sama Selamatkan Uang Rakyat” yang isinya merupakan sosialisasi penyesuaian harga BBM agar masyarakat memahami langkah yang dilakukan pemerintah tersebut.

Tiga buku tersebut adalah edisi Tanya Jawab, Buku Saku, dan Komik.

Ketiga buku sosialisasi penyesuaian BBM itu dibagikan gratis kepada masyarakat dan dapat diakses melalui situs resmi wapres.

Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero) Suhartoko juga mengatakan bahwa pasokan BBM dalam kondisi aman.

Tambahan kuota dari 46 juta kiloliter ke 48 juta kiloliter membuat pendistribusian kembali berjalan normal.

Ia juga mengatakan bahwa Pertamina sudah mempersiapkan segala sesuatu menjelang kenaikan harga BBM.

“Kami memperketat pengawasan agar masyarakat tidak membeli di luar kebutuhannya,” katanya.

Meski diakuinya bahwa distribusi BBM cenderung meningkat beberapa saat sebelum pemberlakuan kenaikan harga.

“Makin lama keputusan diambil, maka semakin naik konsumsinya,” katanya.

Alokasi BBM subsidi sesuai dengan RAPBN Perubahan 2013 sebesar 48 juta kiloliter terdiri atas premium 30,77 juta kiloliter, solar 16,03 juta, dan minyak tanah 1,2 juta kiloliter.

Data BPH Migas menyebutkan realisasi konsumsi premium pada Januari 2,39 juta kiloliter, Februari 2,19 juta, Maret 2,46 juta, April 2,44 juta, dan Mei 2013 2,58 juta.

Pada peride Juni 2013, kata dia, BPH memperkirakan konsumsi premium mencapai 2,55 juta kiloliter, Juli 2,63 juta, Agustus 2,82 juta, September 2,61 juta, Oktober 2,71 juta, November 2,62 juta, dan Desember 2,71 juta.

Dengan demikian, BPH Migas memperkirakan total konsumsi premium selama 2013 sebesar 30,73 juta kiloliter.

Sementara, realisasi konsumsi solar pada bulan Januari 1,28 juta kiloliter, Februari 1,17 juta, Maret 1,29 juta, April 1,33 juta, dan Mei 1,35 juta.

Pada bulan Juni 2013, konsumsi solar diperkirakan 1,36 juta, lalu Juli 1,4 juta, Agustus 1,38 juta, September 1,4 juta, Oktober 1,41 juta, November 1,37 juta, dan Desember 1,4 juta.

Dengan demikian, total konsumsi solar diperkirakan 16,12juta kiloliter. INT-MB