Paslon PDIP Kompak Tak Hadiri Undangan Gubernur Bali
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika saat membuka pemaparan Paslon.
DENPASAR (Metrobali.com)-
Niat Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk mengumpulkan seluruh pasangan calon (Paslon) dari 6 kabupaten dan kota di Bali, nampaknya harus bertepuk sebelah tangan. Padahal pertemuan yang digagas Gubernur di Wiswa Sabha Renon Denpasar itu sudah mengundang secara resmi seluruh paslon untuk mendengarkan visi dan misinya bila terpilih menjadi bupati dan wakil bupati dalam Pilkada serentak tanggal 9 Desember mendatang.
Diluar paslon PDIP minus kedua kandidat Jembrana juga hadir dalam pemaparan visi dan misi tersebut, Ketua dan anggota KPUD Bali, Ketua dan anggota Bawaslu Bali, Ketua Ombudsman RI Perwakilan Bali, unsur TNI/Polri, kejaksaan, para kepala SKPD di Provinsi Bali dan sebagainya.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjelaskan, acara tersebut sudah dikoordinasikan dengan KPU Pusat, Bawaslu Pusat dalan sebuah pertemuan di Jakarta baru-baru ini. “Setelah mendapat persetujuan dari KPU Pusat, Bawaslu Pusat, kami akhirnya berkoordinasi dengan KPUD Provinsi Bali. Awalnya, KPUD Provinsi Bali takut dampaknya, tetapi saya meyakinkan KPUD Bali bahwa sudah mendapat izin dari pusat. Bahkan KPU Pusat menyatakan bawha ini adalah ide yang briliant dari Bali. KPU Pusat dan Bawaslu menghimbau agar privinsi lain juga melakukan hal yang sama,” ujarnya usai pertemuan, Selasa (01/11).
Menurut Pastika, pemaparan visi dan misi ini sangat penting karena sering terjadi ketidaksinkronan antara kabupaten dan provinsi. Namun yang menjadi korban adalah rakyat. Ini yang sering terjadi selama ini. Dalam pemaparan visi dan misi itu, para paslon diberi waktu 20 menit untuk menjelaskan visi dan misinya. Pastika mengajak semua SKPD mendengarkan visi dan misi tersebut sehingga bila mereka terpilih, koordinasi untuk pembangunan dalam berbagai sektor bisa lebih mudah. “Tidak ada tanya jawab disini. Paslon paparkan visi dan misi, seluruh SKPD silahkan menyimaknya,” ujarnya.
Namun menariknya, seluruh Paslon asal PDIP dari 6 kabupaten dan kota di Bali kompak tidak hadir. Untuk Kabupaten Jembrana, dua paket yang bertarung tidak ikut baik paket asal PDIP maupun paket dari kandidat koalisi. Ketidakhadiran seluruh paket asal PDIP ini sangat dipengaruhi oleh faktor politis dimana PDIP Bali selalu saja berseberangan dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. “Sebenarnya kalau dalam pemaparan visi misi pembangunan, tinggalkan dulu unsur politiknya. Ini masalah kemanusiaan dan pembangunan,” ujar Ketut Teneng, Plh Humas Pemprov Bali. AW-MB
2 Komentar
maklum msh sakit hati kalah dipilgub,,
Ini bukan semata-mata karena sakit hati, karena Kalah dicurangi oleh mangku pastika.
Sangat wajat Paslon PDIP Tidak hadir dalam acara tersebut kerena :
1. PDIP Melihat Gubernur hanya cari Muka belaka, siapa yg akan menang seolah-olah dia pendukungnya ! karena sdh terang-terangan di amendukung paslon dari golkar ataupun demokrat ! lalu buat apa paslon PDIP hadir dalam acara tersebut !!
2. PDIP partai yang pertama sebagai pengusung mangku pastika, dan menghantarkan sebagai Gubernur, malahan setelah berjalan kadi gubernur, mangku pastika menjelek-jelekan PDIP dan kadernya. maka oleh PDIP angku pastika dianggap kurang ajar terhadap Partai dan Kadernya !
3. Mangku Pastika dipandang Rakus, menjadi Gubernur tidak pernah berkoordinasi dengan partai dalam hal aspirasi pembangunan dan kebijakan PDIP hanya ingin berjalan atas kemauannya sendiri, dan masih memakai cara-cara ketika dia dikepolisian (pungli dan semacamnya, lihat sekarang semua pejabat bali di cuk oleh mangku pastika/ tidak ada jabatan jika tak ada uang). dan cara-cara hanya melihat wong gede dan pernah melihat wong cilik ! (selalu berkepihakan pada pengusaha besar, menyepelekan krama bali yg notabene pengusaha mengah kebawah).
4. Dan lain-lain banyak lagi (segudang)sangat perbedaan antar pola PDIP dengan mangku Pastika !!