Bantul, (Metrobali.com)

Seorang pasien Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang diduga hendak melarikan diri ditemukan meninggal dunia di kolam ikan yang bersebelahan dengan fasilitas kesehatan tersebut.

“Tadi pagi saya mendapatkan laporan di grup dari dokter jaga bahwa ada pasien yang tidak ada di bed, sudah dicari kemana-mana tetapi tidak diketemukan pasien tersebut ada dimana,” kata Kepala RS Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro Bantul Tarsisius Glory di Bantul, Selasa.

Akan tetapi, kata dia, ketika dirinya dalam perjalanan menuju RS Lapangan COVID-19 mendapat informasi melalui sambungan telepon, bahwa pihak RS melaporkan bahwa ada penemuan mayat di kolam ikan milik Lusiana Sarjilah pada  pukul 07.30 WIB.

“Kemudian saya sampaikan jangan ambil tindakan apapun, siapkan tim evakuasi dari RSLKC semua, langsung saya hubungi Pak Kapolsek Bambanglipuro memberitahu kejadian-kejadian ini supaya segera diturunkan tim inafis untuk membantu kami mengidentifikasi di lapangan,” katanya.

Menurut dia, berdasarkan hasil identifikasi kepolisian dengan disaksikan pihak terkait, bahwa mayat yang ditemukan tersebut yaitu Agus Riyadi kelahiran 18 Juli 1980, warga Demi Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul, atau pasien RS COVID-19 yang sebelumnya tidak ada di tempat tidur.

“Jadi memang saya sudah dapat laporan dari RSLKC Bantul, bahwa sejak semalam merawat Bapak AR (Agus Riyadi) di rumah sakit lapangan, dan kesimpulan saat olah TKP tadi sudah dihadiri Pak Kapolsek Bambanglipuro dan semua tim,” katanya.

Menurut dia, pasien tersebut awalnya merupakan pasien COVID-19 yang sebelumnya dirawat di selter isolasi Niten, akan tetapi dirujuk ke RS Lapangan COVID-19 pada Senin (2/8) karena mengalami gejala sesak nafas sehingga butuh perawatan intensif dengan bantuan oksigen.

“Pasien ini dinyatakan terkonfirmasi positif pada 30 Juli, dan diasesmen puskesmas cukup diisolasi di selter kabupaten, masuk Niten tanggal 31 Juli, dan ternyata di sana pasien ditemukan sesak nafas dan langsung dimasukkan ke ruang isolasi,” katanya.

Menurut dia, dugaan sementara pasien hendak melarikan diri atau meninggalkan Rumah Sakit Lapangan karena depresi, mengingat saat dirawat di RS Lapangan, laporan dari dokter bahwa pasien sering ingin melepas alat yang terpasang di tubuhnya karena merasa tidak apa-apa.

Sumber : Antara