Denpasar (Metrobali.com)-
Keterlibatan kader Demokrat yang juga Ketua Komisi III DPR RI, Gede Pasek Suardhika dalam ormas bentukan Anas Urbaningrum, Perkumpulan Pergerakan Indonesia (PPI) memantik reaksi kader Demokrat lainnya. Ketua Fraksi Demokrat, Nurhayati Asegaf berencana memanggil Pasek untuk meminta klarifikasi keterlibatannya pada ormas yang kemarin dideklarasikan bekas Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Namun, Pasek menanggapi santai hal itu. “Kalau ibarat radio, parpol itu (saluran) FM dan ormas itu AM. Jadi tidak ketemu jalurnya. Jangan dipaksakan,” kata Pasek di Sanur, Denpasar, Bali, Senin 16 September 2013.

Menurut dia, tak ada alasan dalam konstitusi negara amupun partai yang melarangnya untuk berkecimpung dalam ormas. “Tidak ada konstitusi negara maupun partai yang saya salahi, karena kebebasan berkumpul, berserikat, mengeluarkan pendapat itu hak kita sebagai pribadi,” jelas dia.

Bahkan, kata Pasek, setiap kader Demokrat didorong untuk aktif berkiprah di berbagai ormas. “Dan, ormas ini enteng-enteng saja. Tidak usah ditanggapi dengan kontroversi hati, apalagi sampai labil psikologis,” ucapnya nyeleneh.

Ia optimistis keterlibatannya dalam Ormas PPI tak menuai masalah. Sebabnya, selama ini Pasek juga aktif terlibat dalam Ormas HKTI pimpinan Prabowo Subianto. “Saya kira tidak masalah. Saya pun masuk HKTI-nya Pak Prabowo yang beda partai pula. Tidak ada masalah dengan Pak Jafar Hafsah dan lainnya,” imbuh dia.

Kendati begitu, Pasek mengaku tak habis pikir mengapa keterlibatannya di ormas yang dideklarasikan bersamaan dengan pengumuman peserta konvensi Partai Demokrat itu dipersoalkan. “Kok ini dimasalahkan. Tidak ada (panggilan). Saya kan pimpinan fraksi juga. Saya kan wakil ketua fraksi. Jadi kalau parpol, saya ikut Pak SBY, kalau ormas, saya ikut Anas,” tegas dia.

Menurut dia, PPI bergerak di bidang sosial dan budaya. Sebagai orang Bali yang kental dengan nuansa budaya, Pasek mengaku tergerak untuk berkiprah bersama PPI yang memiliki kesamaan nilai.

“Sebagai orang Bali yang suka kebudayaan masak saya tidak tergugah. Kalau dipanggil Tuhan baru saya akan negosiasi karena anak saya masih kecil. Kalau yang lain, enteng-enteng saja,” ucapnya.

“Saya ikut sebagai pendiri PPI. Kalau kita berpolitik, kalau mau beraktivitas, jangan hanya menjadi pembaca buku sejarah atau saksi sejarah. Kalau bisa kita buat sejarah. Teman-teman yang lain ikut ormas tidak dipermasalahkan, masak saya dipermasalahkan,” protes Pasek. CKL-MB