Pedagang Protes Undian Dihentikan
 
Buleleng (Metrobali.com)-
Pasca terbakarnya Pasar Seririt belum lama ini yang merupakan pasar tradisional terbesar kedua setelah Pasar Anyar Singaraja terkesan tak terurus. Terbukti ruas jalan Gajah Mada hingga Jalan A.Yani Seririt berubah menjadi pasar karena belum difungsikannya pasar darurat. Bukan hanya itu, ruas jalan ini juga di fungsikan sebagai terminal bongkar muat barang serta terminal bayangan angkutan umum dan juga ditambah lagi dengan arus kendaraan dari Pupuan Tabanan serta Kota Singaraja. Maka Kota Seririt menjadi krodit, terjadilah kemacetan parah.
Terkait dengan hal tersebut pihak PD Pasar Buleleng berencana memindahkan pedagang pasar Seririt dari ruas jalan Gajah Mada, A.Yani. R.Suprato dan depan traffic light jalan Sudirman Seririt ke lokasi baru pasar sementara di terminal Seririt.”Rencananya, awal bulan September ratusan pedagang yang menyesaki ruas jalan tersebut sudah mulai menempati lokasi baru di pasar sementara yakni di Terminal Seririt. Dalam pemindahan pedagang ini, dilakukan secara bertahap. Selanjutnya mekanisme pemindahannya, terlebih dahulu kami lakukan pengundian untuk mendapat tempat di pasar sementara” Demikian dikatakan Dirut PD. Pasar Buleleng, Putu Gede Satwika Yadnya.
Disinggung tentang beredarnya isu pungli dalam hal penempatan pedagang? Dengan tegas Satwika Yadnya menepis tudingan isu adanya pungli oleh oknum pegawai pasar terhadap para pedagang sebelum dilakukan pengundian.”Semua staf kami ajak sembahyang di pura dan melakukan sumpah untuk tidak melakukan pungutan apapun terhadap para pedagang. Jika terbukti ada pungutan, kami proses dan akan dilakukan pemecatan,” ucap tegas Satwika Yadnya.”Menyangklut retribusi, pihak kami belum melakukan pungutan. Mengingat kondisi pasar masih belum normal” imbuhnya.
Lantas bagaimana mekanisme pengundiannya? Ternyata, Senin (25/8) sejumlah pedagang Pasar Seririt melakukan protes terhadap proses undian yang dilakukan oleh petugas Pasar Seririt. Mereka protes selain undian berjalan lambat, kebanyakan dari mereka namanya tidak dipanggil untuk mengambil nomor undi. Padahal mereka dari pagi hingga siang hari belum juga disebut namanya. Diduga petugas pasar kurang sigap dan cenderung memperlambat proses pengundian. “Mengurus pedagang yang tertimpa bencana kebakaran ini janganlah main-main. Menjadi petugas agar bekerja dengan baik. Apalagi ada penghentian proses pengundian. Intinya pedagang janganlah dipersulit” keluh salah satu pedagang yang jengkel lantaran lama menunggu proses pengundian.
Kasi Keamanan Pasar Seririt Made Arta yang memimpin  proses pengundian membantah melakukan penghentian terhadap proses pengundian. Ia berdalih, banyak menemukan data ganda sehingga masih melakukan verifikasi terhadap data para pedagang yang sebelumnya memiliki los sebelum Pasar Seririt terbakar.”Kami tidak menghentikan pengundian. Karena kami menemukan banyak data ganda, sehingga perlu dilakukan cek data kembali,” terangnya.”Bagi para pedagang tidak mendapat nomor undi, kami minta untuk menunjukkan surat register kepemilikan los sebelum pasar terbakar” tandas Made Arta. GS-MB