Mangupura (Metrobali.com)-

Sulinggih Kabupaten Badung beserta para Walaka, Minggu (24/2) kemarin melaksanakan Paruman Sulinggih di Gria Mas Siangan, Desa Mengwi. Paruman tersebut membahas tentang kramaning Aben Alit, Ngaran Nisprabhawa, Ngaran Nisprateka, Ngaran Supta Pranawa. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Badung A.A. Gde Agung, Ketua Umum PHDI Badung Ida Pedanda Ngurah Putra Keniten Gria Kediri Sangeh, Kadis Kebudayaan IB Anom Bhasma, Kakandep Agama Badung, Kabag Umum IB Oka Dirga, Ketua Majelis Madya Badung IB Pudja, Camat Mengwi I Nyoman Suardana, Perbekel dan Bendesa Adat Mengwi.

Menurut Ketua Panitia I Nyoman Sukada, upacara paruman sulinggih kabupaten badung ini telah didahului dengan beberapa kali paruman para Sulinggih beserta Walaka yang memutuskan agar Paruman Sulinggih Kabupaten Badung segera dilaksanakan. Dijelaskan yang menjadi pokok pembahasan dalam Paruman ini yaitu kramaning aben alit, ngaran nisprabhawa, ngaran nisprateka, ngaran supta pranawa.

“Pelaksanaan ngaben alit dimaksudkan agar semua umat dapat menyelenggarakan pitra yadnya dengan tingkatan yang lebih kecil dan sederhana,” jelasnya. Dijelaskan, aben alit meskipun disebut kecil maupun nista, namun menurut sastra agama yang alit/kecil tersebut sangat berarti. Meskipun agung upacaranya, apabila tidak sesuai sastra agama sejatinya upacara tersebut dapat dikatakan kurang.

Dibagian lain Ketua Umum PHDI Badung Ida Pedanda Ngurah Putra Keniten menyebutkan dalam peruman ini disampaikan pula upakara/banten dalam pelaksanaan pengabenan alit mulai dari banten di surya, banten di arepan surya, sor surya, di genah muput, mekarya pengentas di gria pemuput, pamargine ningkahang pah kalih, ring tutug tigang dinane lan tutug roras dina. Hasil dari paruman ini akan disampaikan kepada bendesa adat serta para kelian adat se kabupaten badung. Diharapkan pura para sulinggih agar menyampaikan kepada krama.

Bupati Badung A.A. Gde Agung menyambut baik dan mendukung pelaksanaan paruman sulinggih Kabupaten Badung tersebut. Diharapkan para sulinggih dapat menyatukan persepsi untuk pelaksanaan pengabenan alit ini. Menurutnya apa yang dihasilkan, dapat dijadikan dasar bagi karma khususnya dalam melaksanakan upacara pengabenan alit. Diakui memang upacara ngaben membutuhkan biaya yang cukup besar, Pemerintah Kabupaten Badung senantiasa mendukung upacara pengabenan yang dilaksanakan masyarakat baik pengabenan secara pribadi maupun massal. Sejauh ini Pemkab Badung baru bisa mendukung dalam hal meringankan pembiayaan apabila masyarakat mengundang untuk menghadiri upacara, namun belum dapat menganggarkan khusus untuk upacara pengabenanan.

“Pemkab Badung telah menganggarkan dana santunan bagi masyarakat badung yang meninggal. Guna meringankan beban masyarakat dalam upacara pengabenan, santunan kematian akan berupaya ditingkatkan,” tambahnya. PUT-MB