Pengempon Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan, Minggu (15/9) kemarin melaksanakan rapat (paruman) terkait pelaksanaan Piodalan di Pura Sad Kahyangan Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan.

Mangupura, (Metrobali.com)-

Pengempon Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan, Minggu (15/9) kemarin melaksanakan rapat (paruman) terkait pelaksanaan Piodalan di Pura Sad Kahyangan Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan. Dari paruman tersebut terungkap bahwa piodalan kali ini mengambil tingkatan piodalan medudus agung, mepeselang medasar tawur balik sumpah utama, dilaksanakan pada anggara umanis wayang (purnama kelima), Selasa 12 Nopember 2019 nanti.

Paruman dipimpin Penglingsir Puri Ageng Mengwi A. A. Gde Agung (selaku pengempon pura), hadir pula dari Pemkab Badung seperti Kadis Kebudayaan IB Anom Bhasma, pimpinan perangkat daerah terkait, para Camat, Bendesa Adat dari delapan Desa Adat pengempon/pengemong Pura Pucak Mangu dan semeton Asta Puri.

A. A. Gde Agung menyampaikan, bahwa dilaksanakannya piodalan ini berdasarkan purana Pura Pucak Mangu, dimana setelah tiga kali tahapan piodalan, patut dilaksanakan piodalan medasar tawur balik sumpah utama dengan sarana kebo. Untuk itu pengempon pura agar ngaturang ayah sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan. Beliau juga berterima kasih kepada Pemkab Badung yang telah membantu perbaikan pura luhur pucak mangu yang mengalami musibah tertimpa dahan cemara dan mengalami kerusakan pelinggih meru tumpang tiga dan genah yoni. Dalam hal ini Pemkab Badung telah memperbaiki semua pelinggih yang ada di pucak tidak hanya pelinggih yang rusak. Diharapkan perbaikan ini dapat segera selesai sehingga dapat diupacarai atau dipelaspas. Karena diyakini kalau tidak diawali dengan upacara pemelaspas tidak diperkenankan melaksanakan karya. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Badung dalam hal ini Bupati Badung yang telah pro aktif membantu memperbaiki pelinggih di luhur pucak mangu sekaligus membantu pelaksanaan piodalan ini, ” tembah Gde Agung.

Mengenai dudonan karya diawali matur piuning (15/9), nyukat genah raris mabumisuda (25/9), nunas tirta pamuket (10/10), nunas pengalang sasih, ngadegang tapini, negtegang dan ngawit nyamuh pada (11/10). Upacara minah empehan (14/10), ngingsah, nanding bagia (25/10), mepepada pekelem dan memben pekelem di Beratan (2/11). Dilanjutkan nuwur tirta, mendak ring tagal suci, upacara ring Beratan, pemendak agung, katuran ayaban pada (3/11), mepepada tawur, memben tawur, melaspas bagia pulekerti, pering (6/11). Tawur balik sumpah utama, pedanan (7/11), mepepada dan memben karya (11/11). Puncak karya pada (12/11) diawali munggah ke pucak, upacara ring pesiraman, upacara ring pucak mangu, pemendak, upacara piodalan, mepeselang dan mepasaran. Penganyaran Kec. Kuta Selatan (13/11), penganyaran Kec. Kuta (14/11), pengeremek (15/11), penganyaran Kec. Kuta Utara (16/11), penganyaran pucak bon (17/11), penganyaran Kec. Mengwi (18/11), penganyaran Kec. Abiansemal (19/11), penganyaran Kec. Petang (20/11), penyineban (21/11) dan tutug bulan pitung dina (24/12).

A. A. Gde Agung juga menghimbau kepada para pemedek agar tidak ada yang membawa tas kresek atau plastik,” kami mohon kesadaran masyarakat pemedek untuk tidak membawa tas kresek atau plastik hal ini bertujuan untuk menjaga keasrian lingkungan pura bebas dari sampah plastik” ujar Gde Agung.

Sementara Kadisbud IB Anom Bhasma mengatakan, untuk pelaksanaan karya ini, Pemkab Badung membantu sebesar Rp. 1,9 M. Untuk itu diminta dibuatkan serati banten di Pura Pucak Mangu. Selain itu, sesuai dengan perintah Bupati, diharapkan, para pimpinan perangkat daerah agar betul-betul melaksanakan tugas ngaturang ayah sesuai dengan pembagian tugas sesuai dudonan karya dan para camat agar melaksanakan bakti penganyaran.

Sumber : Bagian Humas Pemkab Badung