Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Partai Golkar Badung I Wayan Suyasa

Mangupura, (Metrobali.com)-

Partai Golkar Badung terus bergerilya mencari tandem untuk menelorkan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai lawan incumbent. Partai politik (parpol) yang jadi incaran adalah Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Bila kedua partai bersedia bergabung, sudah lebih dari cukup jadi satu koalisi mengusung pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada 2020 mendatang.

Petinggi ketiga parpol pun belakangan semakin harmonis. Meski begitu, masing-masing masih enggan buka-bukaan soal siapa yang bakal diusung. Sebab, keputusannya menunggu hasil penjaringan baik terhadap kader maupun non kader.

“Kami fokus mempersiapkan wadahnya (koalisi, red). Karena wadahnya harus clear dulu, kalau kita sudah punya wadah maka lanjut kita menjaring. Sekarang kita di parlemen, Golkar dan NasDem bergabung jadi satu fraksi. Itu pun sebetulnya sudah cukup untuk berkoalisi apabila ingin mengusung calon pada Pilkada mendatang. Tapi kita inginnya lebih banyak parpol lagi,” Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Partai Golkar Badung I Wayan Suyasa, Selasa (8/10) kemarin di gedung DPRD Badung.

“Kalau Partai Demokrat dan Gerindra bersedia bergabung membikin poros baru. Maka, tentu semakin kuat kita. Makanya, kami sekarang terus menjalin komunikasi,” imbuhnya.

Suyasa sendiri mengaku intens berkomunikasi dengan Demokrat dan Gerindra, walau sebatas komunikasi nonformal. “Iya, intinya kami berkumpul dalam kontek Pilkada Badung tahun 2020,” ungkapnya.

Walau begitu, pihaknya membantah bila hasil pertemuan sudah mengerucut pada salah satu nama. “Belum, sekali lagi kami fokus menyiapkan wadahnya dulu. Namun, karena masyarakat sudah menghargai partai kami, sehingga bisa lolos parlemen threshold, maka kami akan membuka peluang kepada seluruh tokoh masyarakat Badung dan kepada kader partai yang ingiin mengabdikan diri sebagai kepada daerah, kami akan berikan kesempatan,” tegas politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi itu.

Partai Golkar pun bila koalisi jadi terbentuk, tak akan ngotot memaksakan harus diposisi Badung satu dalam Pilkada Badung 2020 nanti. “Kita tidak seperti itu. Apalagi  berbicara melawan  incumbent, kita harus membari peluang siapapun yang dianggap layak dan kuat. Bagi kita semua tidak harus ini lebih kepada bupati dan ini wakil bupati,” katanya.

Sementara, Ketua DPC Partai Golkar Badung I Made Sunarta, mengakui telah menjalin komunikasi dengan Partai Golkar. “Iya, kami diajak komunikasi. Tapi sebatas komunikasi biasa, belum resmi. Karena kalau terkait Pilkada, belum ada petunjuk dari partai,” akunya.

“Karenanya, saya belum bisa memberikan komentar apapun. Kalau sudah ada perintah dari partai, pasti nanti kami akan sampaikan,” tandasnya.

Sayangnya I Made Wijaya alias Yonda, anggota DPRD Badung dari partai Gerindra yang turut melakukan pertemuan dengan Golkar dan Demokrat, belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telfon tidak aktif.

Sebelumnya, I Gede Suardika, satu-satunya wakil NasDem yang duduk di DPRD Badung juga enggan mengomentari masalah Pilkada Badung. “Belum bisa tiyang (saya) sampaikan apa-apa. Kita tetap mengikuti arah angin yang di atas saja,” katanya.

Ditanya kemungkinan NasDem berkoalisi dengan Golkar, politisi asal Punggul, Abiansemal ini, kembali belum mau berkomentar banyak. “Memang sekarang (di DPRD Badung, red) berkoalisi ke Golkar, tapi untuk Pilkada kami menunggu keputusan dari partai,” tukasnya.

Tim MB