Parade Ogoh Ogoh di Belgia2Parade Ogoh Ogoh di Belgia1

Belgia (Metrobali.com)-

Ratusan Umat Hindu Bali yang berdomisili di Eropa menyambut antusias parayaan Nyepi tahun baru caka 1936 di Brussel, Sabtu 29 Maret 2014. Kemeriahan kegiatan ini tiada lain, karena hadirnya 6 Ogoh-ogoh diarak keliling jalan raya sepanjang  1 km  yaitu Avenue De tervuren, Avenue Val d’or, Avenue Charles Thielemans dan  Avenue Don Bosco di Woluwe Sint Pierre.

Ke-enam Ogoh ogoh tersebut adalah Detya Niwatakewaca, Anoman, Arjuna memanah, Dewi Saraswati dan  2 Dwarapala. Semua Ogoh ogoh tersebut didatangkan khusus dari Bali hasil karya Sanggar Gases (Gajah Sesetan) dan  Universitas Hindu Bali, Indonesia. Kegiatan parade ogoh ogoh ini merupakan rangkaian kegiatan Nyepi yang dilakukan sebelum hari raya Nyepi.

Para penonton hanyut dalam kegembiraan menyaksikan semaraknya Parade ogoh ogoh yang diiringi hentakan keras dan ritmis Grup Gamelan Bleganjur Saling Asah Belgia. Adapun urutan dari pada Parade ogoh-ogoh ini antara lain : Gadis Belgia membawa Bendera Merah Putih, Spanduk INDONESIA oleh anak-Indo/blesteran, Grup Juru Pencar, Tamasya (Taman Anak Masyarakat Belgia) mengusung ogoh ogoh kecil Dwarapala, Gebogan/Banten sari oleh SJI (Sekar Jagat Indonesia -Paris Perancis), Penari Rejang, Penari Cendrawasih, Penari Nelayan, Rangda, Anoman bersepeda, Ogoh-Ogoh Detya diusung oleh Banjar Suka Duka Belanda, Ogoh-ogoh Anoman diusung oleh Pelajar Bali – Perancis, Arjuna diusung oleh Banjar Shanti Dharma Belgia, Saraswati diusung oleh Ibu-Ibu Banjar Suka Duka Belanda. Ditengah-tengah peserta parade hadir pula Duta Besar RI memakai Udeng Bali dan Walikota Woluwe Saint Piere Brussel, Mr. Benoit Cerexhe ikut berbaur dengan masyarakat Bali merayakan parade ogoh ogoh tersebut.

Disela-sela parade ogoh ogoh, terdapat peserta khusus dari Swiss yaitu Amandine Mareschi, penari Bali jegeg yang sangat piwai menarikan tarian cendrawasih. Agem dan seledetnya sangat baik dan seperti orang Bali asli. Bagi Amandine, parade ogoh ogoh ini sangat magis, nuansa bali yang kental, dengan bahasa perancisnya dia menyatakan “C’est impressionnant” (Luar Biasa). Saya berangkat dari Jenewa dengan pesawat terbang pagi sekali untuk menyaksikan parade ogoh ogoh yang langka ini, imbuhnya dengan wajah yang simpatik.

Parade Ogoh-Ogoh ke-4 di Belgia.

Perayaan nyepi tahun 2014 ini merupakan perayaan Nyepi yang ke 15 di Belgia diprakarsai oleh Perkumpulan Komunitas Bali, Belgia Luxembourg yaitu  “Banjar Shanti Dharma”. Komunitas ini berjumlah 50 KK dengan semangat berupaya menjaga kelestarian adat dan budaya Bali. Aktifitas mekidung, belajar gamelan, membuat lawar, megibung dan persembahyangan rutin di Pura Agung Shanti Bhuwana Brugelette Belgia.

Bagi Komunitas Bali di Belgia, Parade Ogoh-Ogoh tahun ini adalah yang ke-4 kalinya. Parade Ogoh Ogoh pertama dan kedua dilakukan di Taman Pairi Daiza, Brugellete, 85 km dari Kota Brussel.  Ketiga diadakan di halaman KBRI Brussel, sedangkan ke-empat  kalinya diadakan di Jalan Umum dengan start dari halaman KBRI Brussel menuju jalar raya besar Avenue de Tervuren dan sekitarnya. Lebih menarik lagi bahwa pemerintah setempat mengijinkan parade ogoh-ogoh di Jalan Raya besar dengan pengawalan extra ketat Polisi serta menjadikannya Program Budaya Musim Semi berjudul “Bruxelles bienvenue”. Program Bruxelles bienvenue ini dilakukan rutin setiap tahun dengan berbagai aktifitas budaya musik, parade dan tarian.

Sejarah Ogoh-Ogoh Di Belgia

Ogoh-Ogoh ini didatangkan oleh KBRI Brussel pada tahun 2011. Gagasan ini merupakan ide cemerlang dari Duta Besar RI untuk kerajaan Belgia, Luxembourg dan UE yaitu Bapak Arif Havas Oegroseno. Duta Besar yang sangat mencintai budaya Indonesia ini, memiliki segudang gagasan kolosal dalam upaya keras mengangkat lebih nilai-nilai toleransi budaya Bali-Indonesia kehadapan publik Eropa. Namun demikian, gagasan yang besar dari Duta Besar Havas jika tidak diimbangi dengan semangat komunitas Bali dalam menjunjung tinggi budayanya, nampaknya tidak mungkin dapat terwujud. Dengan kerja keras, kebersamaan, persatuan dan semangat Jengah masyarakat Bali di Belgia, Jerman, Perancis, Belanda dan Luxembourg akhirnya berhasil menoreh sejarah unik  tentang Parade Ogoh-ogoh di Luar Negeri.

Persembahyangan bersama dan Pertunjukan Kesenian.

      Sebelum arak-arakan ogoh-ogoh, masyarakat Bali melakukan kegiatan persembahyangan bersama dengan melakukan Pecaruan/Mecaru, Tri Sandya dan Panca Sembah. Persembahyangan berlangsung sangat khidmat dan lancar yang dipimpin oleh Pemangku Jaya. Dalam kesempatan tersebut dilakukan persembahan tarian Rejang, Gopala, Nelayan, Cendrawasih diiringi dengan gamelan Saling Asah Belgia serta pelestarian gending sekar rare “Juru Pencar oleh TAMASYA anak-anak Indonesia dan gending  Ongkek-Ongkek Ongkir, Merah putih oleh Grup Suka  Duka Belanda.

Dalam sambutannya ketua komunitas Bali di Belgia Sdr. Made Agus Wardana mengajak seluruh umat hindu di eropa ini agar tetap menyayangi budaya bali itu sendiri. Nilai Nilai lihur yang ada dapat diimplemnentasikan dalam hidup kita sehari-hari. Seperti makna hari raya Nyepi ini, dimana masyrakat hindu diwajibkan melakukan empat brata penyepian yaitu Amati geni (Tidak boleh bermain api), Amati Karya (Tidak boleh bekerja), Amati Lelungaan (Tidak boleh bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak boleh bersenang-senang/pesta). Pada saat hati yang hening (NYEPI) di hari raya nyepi, kita kembali ke jati diri (mulat sarire) dan menjaga keharmonisan serta keseimbangan kita dengan Tuhan, Lingkungan dan sesama manusia sehingga kedamaian hidup terwujud.

Sementara itu Duta Besar RI menyampaikan pesan bahwa penting menjaga toleransi antara sesama dalam kehidupan kita sehari-hari  seperti yang dicontohkan oleh masyrakat Bali ini yang jauh jauh datang dari swiss, belanda, jerman, perancis serta ikut berpartisipasi dalam parade ogoh ogoh yang keempat kalinya. Dan terakhir beliau mengucapkan “selamat merayakan Hari raya Nyepi tahun Baru caka 1936”.

I MadeWardana

Kontributor Metro Bali di Belgia