Bangli (Metrobali.com)-

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bangli mengingatkan agar pejabat, Bupati dan Wakil Bupati, agar tetap netral dalam Pemilihan Gubernur yang bakal digelar bulan Mei mendatang. “Pejabat dan PNS harus tetap netral dalam Pilgub mendatang,”ujar Ketua Panwaslu Bangli I Nengah Widiana, saat ditemui disela-sela Pembentukan Pengurus Forum Panwaslu Padu Partisipatif Masyarakat di Musium Gunung  Api Batur, Selasa (5/4).

Berkaiatan dengan data pemilih di Kabupaten Bangli, ungkapnya, pihaknya telah mengirim rekomendasi ke KPU Bangli berkaiatan dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditemukan adanya indikasi pemilih tercacat ganda alias dobel sekitar 1. 700 pemilih. “Kita harap KPU Bangli kembali melakukan croscek terhadap data pemilih sebelum daftar pemilih ditetapkan. Jangan sampai adanya indikasi pemilih dobel ini dimanfaatkan oknum untuk mencari keuntungan,”ucapnya.

Sejatinya banyak indikasi penyimpangan ditemukan di lapangan berkaiataan dengan penyelenggaraan Pemilukada Gubernur Bali. Namun sejauh ini, pihaknya baru sebatas menghimpun informasi, karena untuk melakukan tindakan pihaknya belum bisa melakukannya. Sebab, saat ini masa kampanye belum dilakukan. Jadi pihaknya belum mempunyai dasar untuk melakukan tindakan. “Indikasi pelanggaran di lapangan telah kami tangkap namun belum bisa dilakukan tindakan,”katanya.

Saat ditanya adanya isu  sosialisasi salah satu kandidat yang dilakukan oknum pejabat dalam pertemuan resmi pemerintahan, kata dia, pihaknya bakal melakukan penelusuran untuk mencari kebenarannya. Kalau itu, benar jelas telah melanggar. Karena pejabat maupun PNS harus netral, dan semuanya itu telah diatur dalam undang-undang pemilu.

“Menggiring PNS jelas tidak dibenarkan oleh aturan. Jadi kita minta pejabat jangan salah gunakan jabatannya dalam pemilu ini,”kata dia. Lanjut menambahkan, selain tidak boleh melakukan penggiringan, pihaknya juga menghimbau agar pejabat di Bangli jangan mengucapkan kata-kata yang berkaitan dengan identitas pasangan cagub-cawagup. “Kadang-kadang sebutan itu sering dipakai guyonan istilah balinya “ngempelin”. Kita harap pejabat dan pimpinan daerah memberikan contoh yang baik ke masyarakat,”pintanya.   WAN-MB